Jose berharap, setelah revitalisasi TIM tuntas dapat lebih menggairahkan bagi bertumbuhkembangnya dunia seni dan budaya, baik di Jakarta maupun daerah lainnya di Indonesia untuk ditampilkan di TIM.
JAKARTA | KBA – Dari Taman Ismail Marzuki (TIM) telah banyak terlahir karya besar dan seniman ternama. Keberadaannya didedikasikan bukan saja untuk seniman Jakarta, tetapi juga seluruh penjuru Tanah Air.
Jose Rizal Manua, pegiat seni budaya yang telah bergumul di TIM dari tahun 1972, menyebut ketika pertama kali TIM dibangun, muncul karya-karya besar dari seniman Indonesia, antara lain Rendra, Teguh Karya, Arifin C Noer, Farida Faisol, Sardono W Kusuma, Wuriah Adam, Dewa Brata, Tri Suci, Yuliati Kamal, Yusuf K Harjana, dan lain-lain.
Begitu juga lenong. Semula pementasannya semalam suntuk, begitu masuk ke TIM kemudian dipadatkan oleh Jaya Kusuma, Sumantri, Sastro Suwondo, sama SM Hardan.
“Mereka memadatkan lenong yang tadinya main di pinggiran, bisa main di TIM. Orang-orang modern akhirnya juga menyukai lenong karena di-creat secara maksimal,” ujar Jose seraya menambahkan, begitu juga Srimulat bisa hadir di TIM dengan karya yang selalu dipadati penonton.
Jose berbagi cerita tersebut ketika dihubungi KBA News, sebagaimana saat dirinya berbincang mengenai revitalisasi TIM yang tayang di akun YouTube Cerita Manusia baru-baru ini.
Jose berharap, setelah revitalisasi TIM tuntas dapat lebih menggairahkan bagi bertumbuhkembangnya dunia seni dan budaya, baik di Jakarta maupun daerah lainnya di Indonesia untuk ditampilkan di TIM.
“Setelah revitalisasi, TIM akan menjadi tempat yang nyaman bagi seniman untuk berkreasi dan berkarya,” tandasnya.
Jose mengaku sudah keliling dunia. Mengunjungi berbagai pusat kesenian di berbagai negara, menggelar pertunjukan bersama Teater Tanah Air di berbagai tempat. Dari pengalaman tersebut, Jose berkeyakinan, setelah revitalisasi, TIM akan menjadi pusat kesenian yang terbaik di dunia.
“Saya kira seniman akan mendapat tempat yang terhormat di Pusat Kesenian Jakarta (TIM), karena revitalisasi ini sangat memperhitungkan atau memikirkan nasib seniman,” tandas Jose.
Jose pun berpesan kepada para pelaku seni di seluruh Indonesia, untuk bisa memanfaatkan gedung-gedung di TIM dengan karya-karya unggul yang dimiliki di provinsi masing-masing.
TIM yang sedang direvitalisasi dan beberapa bulan ke depan diperkirakan sudah selesai, kata Jose, memang diperuntukkan bagi seniman-seniman tidak hanya di Jakarta tapi juga Nusantara, bahkan di dunia.
“Sebentar lagi kita akan mempunyai gedung teater, pusat kesenian, salah satu terbaik di dunia dengan fasilitas yang sangat modern dan lengkap,” tuturnya.
Jose pun berkeyakinan dunia seni akan tumbuh luar biasa. Tidak hanya di bidang sastra, teater, tari, musik, seni rupa, film, sekarang ini juga tumbuh tokoh-tokoh muda yang dahsyat.
Bagi Jose, itu akan bisa mengisi Pusat Kesenian Jakarta (TIM) setelah revitaslisasi. Akan memperkaya khasanah seni dan banyak kejutan nanti muncul setelah revitalisasi seperti ketika munculnya TIM pertama kali dibangun.
Sementara itu, diberitakan KBA News sebelumnya, Selasa, 21 Desember 2021, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menugaskan JakPro untuk membuat sebuah kawasan yang dapat menjadi ekosistem seni dan budaya, menjadi simpul atau pusat kebudayaan, tempat para kreator seni menempa kualitas diri dan sekaligus menampilkannya ke publik di tempat ini.
Gubernur Anies Baswedan, kata Deputi Projects Director BUMD PT Jakarta Propertino (JakPro) Tabah Noekman, ingin mengangkat derajat para seniman untuk naik level, disegani bukan hanya di level nasional, tetapi juga mendapat penghormatan yang layak di dunia internasional. Memulainya dengan menyediakan sarana dan prasarana berkesenian yang lebih baik.
Anies Baswedan juga pernah menyampaikan bahwa kehadiran TIM harus bisa membuat seniman kaya. Tidak semestinya kehidupan ekonomi seniman susah.
“Dengan ekosistem seni budaya yang baik, Pak Anies ingin meningkatkan kualitas seni budaya Indonesia dan sekaligus mengangkat kehidupan ekonomi seniman,” ujar Tabah.
Adanya ekosistem yang baik, kata Gubernur Anies Baswedan sebagaimana dituturkan Tabah, maka akan menghasilkan karya-karya seni terbaik yang mampu menjadi pembicaraan di tingkat global. Dengan demikian, akan muncul seniman-seniman bertaraf internasional.
Dengan begitu, dapat mengangkat nama Indonesia menjadi baik di dunia internasional, sebagai pusat seni budaya Nusantara yang berkelas dunia. (kba)