Gesekan yang dimaksud adalah saat penumpang yang ingin naik Mikrotrans, para sopir angkot reguler sering mengklaim bahwa penumpang tersebut milik mereka.
JAKARTA | KBA – Kehadiran angkutan kota Mikrotrans di jalanan Jakarta menghadirkan warna baru bagi moda transportasi umum. Mikrotrans yang berada di bawah naungan PT. JakLingko ini dilengkapi dengan fasilitas bagus, seperti mobil harus ber-AC, mobil harus terawat, jalurnya khusus, tidak menurunkan dan menaikkan penumpang sembarangan hingga upah sopir dibayar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, kehadiran Mikrotrans yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menguntungkan pemilik mobil (operator), dan terkhusus menyejahterakan para sopir. Sopir juga tidak dituntut untuk mendapat penumpang yang banyak, tetapi hanya memenuhi target kilometer setiap jalan.
Pengendali Jalur Mikrotrans, Ega mengatakan sejauh ini kendala yang masih dialami oleh Mikrotrans hanya pada gesekan kecil dengan Angkot reguler yang belum mau bergabung dengan PT. JakLingko. Gesekan yang dimaksud Ega adalah saat penumpang yang ingin naik Mikrotrans, para sopir angkot reguler sering mengklaim bahwa penumpang tersebut milik mereka.
“Paling sih kita sering masih ada gesekan dengan angkot reguler gitu, jadi kayak misalnya penumpang yang mau naik Mikrotrans, ada reguler yang bilang itu penumpangnya,” kata Ega kepada KBA News di Jakarta, Selasa, 18 Januari 2022.
Padahal, kata Ega, sistem pembayaran antara Mikrotrans dan angkot reguler berbeda. Pembayaran Mikrotrans tak bisa digunakan di reguler dan sebaliknya sistem pembayaran reguler tidak bisa digunakan di Mikrotrans.
“Sebagai transportasi pembayarannya pakai kartu, kan ikut penumpang saja, kan dia mau bayar pake kartu. Sedangkan mereka (angkot regular) kan bayar pakai uang tunai,” jelasnya.
Dikatakan Ega, PT. JakLingko sendiri sudah mengajak pemilik angkot reguler untuk bergabung dengan Mikrotrans, namun sampai saat ini mereka belum menerima ajakan tersebut.
Terkait dengan jalur Mikrotrans di terminal Tanah Abang, Jakarta Pusat menyalami 10 rute, yakni Tanah Abang-Roxi, Tanah Abang-Benhil, Tanah Abang-Kebayoran Lama, Tanah Abang-Meruya, Tanah Abang-Kota, Tanah Abang-Gondangdia, Tanah Abang-Blok M, Tanah Abang-Kampung Melayu, Tanah Abang-Batu Sari dan Tanah Abang-Pondok Cabe.
“Tanah Abang kita punya sepuluh rute, ada rute tanah Abang-Kota, Tanah Abang-Karet, Tanah Abang-Roxi, Tanah Abang-Benhil, Kebayoran Lama, Meruya, Gondangdia dan rute lainnya,” tutup Ega. (kba)