Sama halnya kota-kota modern di dunia, demikian kata Gubernur Anies Baswedan, pembangunan ruang ketiga di Ibu Kota untuk mewujudkan ruang interaksi yang setara bagi seluruh lapisan warga.
JAKARTA | KBA – Selain trotoar untuk pejalan kaki, pembangunan ruang ketiga yang masif dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama tiga tahun terakhir ini adalah taman kota, hutan kota dan jalur hijau.
Sama halnya kota-kota modern di dunia, demikian kata Anies, pembangunan ruang ketiga di Ibu Kota untuk mewujudkan ruang interaksi yang setara bagi seluruh lapisan warga.
“Ini bukan hal yang baru dalam kota modern dunia. Lihat Amsterdam (Belanda), Tokyo (Jepang), New York (AS), lihat Kopenhagen (Denmark), sebutlah nama-nama kota modern semua menyiapkan ruang ketiga,” ucap Anies dikutip dari kanal YouTube-nya, Minggu, 16 Januari 2022.
Anies lalu merinci ruang ketiga yang telah dibagun
sejak 2018-2021 meliputi, 296 taman kota, 29 hutan kota dan 154 jalur hijau. “Ini adalah ruang-ruang ketiga yang memang dibangun untuk berinteraksi,” tutur penggagas Gerakan Indonesia Mengajar itu.
Ruang ketiga lainnya adalah trotoar sepanjang 241 kilometer. Pembangunan ini dilakukan sebagai wujud ruang interaksi. Di mana, konsep yang diusung ialah trotoar bukan lagi sekedar tempat berjalan, namun dapat membuat perjalanan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
“Ada yang di sana untuk perjalan kaki antara tempat kerja dan rumah. Ada jg komunitas-komunitas yang beraktivitas disitu. Banyak aktivitas warga yang menggunakan trotoar sebagai tempat mereka menjalankan kegiatan,” ungkap Anies.
Selain itu, keseriusan Anies menghadirkan ruang ketiga untuk berintraksi antarwarga juga diwujudkan dengan penataan delapan stasiun, yakni Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen, Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman, palmerah, Tebet, Manggarai, dan Gondangdia.
“Nah stasiun itu, kawasannya ditata sehingga (warga yang) turun dari kereta api bukan langsung menuju tempat kendaraan berikutnya, apakah ojek, angkutan umum massal, tapi ada ruang di situ di mana mereka bisa transisi dan lagi-lagi itu bisa interaksi,” jelas dia.
Anies juga membangun ruang interaksi warga dengan mengkonversi kawasan yang semula jalan raya, disulap menjadi tempat bagi pejalan kaki. “Itu kita lakukan di kawasan Dukuh Atas. Itu ada Jalan Kendal yang semula jalan raya diubah jadi untuk pejalan kaki,” demikian Anies. (kba)