Bagi Fanny Jonathan, anak sastrawan Gerson Poyk ini, tak apa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membesuk Remy Sylado, apalagi memberikan bantuan penanganan untuk perawatan dan kesembuhannya.
JAKARTA | KBA – Sejumlah pemerhati Remy Sylado dari beragam kalangan, memanjatkan dan mengalirkan doa bagi kesembuhan sang sastrawan besar dan penulis nasional itu yang tengah menderita sakit sejak setahunan lalu, hingga pada Jumat malam, 14 Januari 2022 dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Fanny Jonathans, salah satu pemerhati Remy Sylado, anak mendiang sastrawan Gerson Poyk mendoakan agar Remy Sylado segera pulih dari sakit yang dideritanya.
“Segera pulih Om Remy…doaku,” begitu lantunan doa Fanny di laman akun Facebook-nya yang dikutip KBA News, Senin, 17 Januari 2022.
Kepada KBA News, Fanny yang tinggal di Kota Depok itu, mengatakan ayahnya, mendiang Gerson Poyk kenal baik dengan Remy Sylado sejak tahun 1960-an.
“Saya dengar langsung dari Om Remy. Menurutnya zaman itu para penulis dan seniman saling memperhatikan,” imbuhnya.
Sebelumnya, di laman akun Facebook-nya, Fanny mengungkapkan, banyak teman-teman seniman/sastrawan yang sakit. Mereka ada yang tak punya gaji tetap atau pensiun. Bayar BPJS pun kadang tak sanggup.
“Yang beruntung memiliki anak, teman atau saudara yang mau care memperhatikan, itu bagus. Bila tidak maka rasa sakit ditahan sekuat tenaga ….,” tulisnya.
Status Fanny mendapat respons dari kawan-kawannya. Ada yang turut memanjatkan doa bagi kesembuhan Remy Sylado. Bahkan ada yang mengirim tautan berita terbaru yang mengabarkan Remy Sylado dibawa ke Rumah Sakit Tarakan setelah sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk Remy Sylado di kediamannya di bilangan Jalan Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Bagi Fanny, tak apa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membesuk Remy Sylado, apalagi memberikan bantuan penanganan untuk perawatan dan kesembuhan Remy Sylado.
“Orang mau berbuat baik sah-sah saja, asal tulus dan terlepas dari unsur kepentingan atau politis,” ujar Fanny kepada KBA New, yang sebelum pandemi Covid-19 hampir tiap Minggu ke Taman Ismail Marzuki mengikuti kegiatan sastra, baca puisi, terutama di PDS HB Jassin.
Sebelumnya, pada Jumat sore, 14 Januari 2022, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk Remy Sylado di rumahnya. Tak hanya itu, Anies juga bergerak cepat dan memutuskan membawa Remy Sylado ke rumah sakit.
Petangnya sekira pukul 19.35 WIB, Remy dijemput oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk dibawa ke Rumah Sakit (RS) Tarakan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Akun Facebook @Roosetindaro Baracinta, tampaknya mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu, dan di laman akun Facebook Fanny Jonathans berucap syukur karena pada akhirnya ada yang memedulikan atas apa yang dialami Remy Sylado.
“Alhamdulillah, Allah menggerakan hati manusia untuk saling menolong. Semoga pula Allah memberikan kesembuhan bagi kawan Remy Sylado,” tulisnya.
Senada, Benke Mashurie, di akun Facebook-nya, ia berdoa Remy Sylado panjang umur dan kembali sehat. “Alhamdulillah..panjang umur kesehatan mas Remy Sylado tanggungjawab kesehatannya diambil alih oleh mas Anies Baswedan dan pemerintah provinsi DKI Jakarta,” tulisnya.
Cuitannya di Twiteer juga diunggah kembali di laman Facebook. “Terima kasih sebesar-besarnya kepada @aniesbaswedan telah mengambil alih tanggung jawab negara demi menyelamatkan Harta Karun susatra dan budaya Indonesia, @R_Sylado,” cuit akun @realbbenke.
Sebelumnya Benke Mashurie, mengunggah statusnya di akun Facebook-nya setelah mengunjungi Remy Sylado pada Senin siang, 10 Januari 2022, yang diberinya judul “Masih Ada Novel di Kepala Remy Sylado.”
“Setahun tiga bulan, atau tepatnya mulai Oktober 2020, hingga Januari 2022 ini, Remy Sylado (79) telah dan masih tergolek di tempat tidurnya. Bagian kiri tubuhnya, terutama tangan kiri dan kakinya memang belum berfungsi maksimal. Karenanya, semestinya munsyi dan harta karun dunia susastra dan budaya Indonesia terus mengikuti fisioterapi di RS Premier Jatinegara, Jakarta,” tulisnya.
Karena terkendala keuangan, untuk sementara waktu fisioterapi terpaksa tidak dilakukan. Meski ongkos fisioterapi ‘hanya’ Rp.250.000,- sekali kunjung, sebanyak dua kali seminggu.
“Akhirnya, untuk sementara, hanya bergantung kepada kelapangan hati dan rejeki sejumlah kawan baiknya, Remy menghadapi ketidakpastian kondisi kesehatannya,” sebutnya. (kba)