Remy adalah salah seorang sastrawan senior yang dimiliki Indonesia dan konsisten menjalani dunia seni. Banyak sebutan yang disematkan ke pria keturunan Minahasa, Sulawesi Utara ini. Ia adalah seorang aktor, dosen, novelis, penulis, sastrawan, dan mantan wartawan.
JAKARTA | KBA – Remy Sylado (80) sastrawan dan penulis novel kawakan dan istrinya Emy (72) terlihat berurai air mata saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan datang membesuknya di kediaman mereka di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Remy telah sakit satu tahun lebih, bahkan telah stroke sebanyak tiga kali, sehingga hanya mampu berbaring lemah di ranjangnya.
Remy adalah salah seorang sastrawan senior yang dimiliki Indonesia dan konsisten menjalani dunia seni. Banyak sebutan yang disematkan ke pria keturunan Minahasa, Sulawesi Utara ini. Ia adalah seorang aktor, dosen, novelis, penulis, sastrawan, dan mantan wartawan.
Kini, seniman yang dijuluki ‘Kamus Berjalan’ oleh rekan-rekannya itu menghabiskan waktunya di atas tempat tidur karena menderita sakit.
Emy, istrinya, mengaku tidak mengetahui secara jelas penyakit apa yang diderita oleh penulis novel Remy pernah dianugerahi hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novelnya Kerudung Merah Kirmizi yang terkenal itu, hingga dianugerahi hadiah Kusala Sastra Khatulistiwa 2002.
Kedatangan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ke rumah lelaki dengan nama lengkap Yusbal Anak Perang Imanuel (Yapi) Panda Abdiel Tambayong itu untuk membantunya menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Di depan Remy dan Emy, Anies berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan dan perawatan Remy di rumah sakit.
Mendengar janji Anies itu, pasangan suami istri ini langsung meneteskan air mata. Remy yang masih fasih berbicara itu mengucapkan terimakasih kepada orang nomor satu di DKI Jakarta itu atas keikhlasan membantunya.
“Terimakasih Pak Gubernur,” kata Remy dengan suara terbata-bata karena menahan haru.
Sementara istrinya Emy, mengaku sudah malu untuk meminta bantuan ke orang lain, terutama kepada teman-teman sastrawan.
“Terimakasih Pak Anies, kita juga malu minta ke teman-teman terus,” kata Emy yang juga ikut menangis terharu.
Diakuinya, selama ini dirinya tidak mengetahui secara jelas penyakit apa yang diderita oleh penulis novel ‘Namaku Mata Hari’ ini. “Kalau malam saya kasih antangin dan habatusaoda biar bisa tidur,” ucapnya.
Sepengetahuan Emy, yang sering dikeluhkan oleh suaminya adalah rasa sakit dibagian perut saat hendak membuang hajat (air besar). Selain itu, ada struk kecil di tangan dan kaki hingga membuat dia (Remy) tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya.
“Ini tangan sama kaki, gak bisa gerak. Cepat sembuh ya,” ujar Emy sambil membelai tangan suaminya.
Saat ditanya perihal kelancaran makan dan interaksi sama orang, Emy mengaku komunikasi suaminya dengan orang masih baik dan lancar. Bahkan, untuk makan saja masih lancar.
“Sakitnya sudah setahun lebih, dari Oktober 2020. Selama ini hanya baru sekali periksa pada Desember 2020, dan sampai sekarang belum pernah. Kalau untuk makan masih bagus, pikiran masih baik, tapi fisik aja,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan besok Remy Sylado akan menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit.
“Besok dibawa ke rumah sakit ya. Nanti ada tim yang datang jemput dengan ambulance ya. Rawat ya di rumah sakit Cipto ya. Semua biaya tidak usah dipikirkan, sudah ditanggung,” kata Anies.
Gubernur DKI Jakarta ini pun memberikan semangat kepada Remy Sylado agar cepat sembuh dengan mengundangnya secara langsung untuk tampil membaca puisi pada bulan Februari besok.
“Cepat sembuh ya, nanti saya undang bulan Februari untuk membaca puisi,” tutup Anies.
Untuk memudahkan pengurusan administrasi perawatan sastrawan nasional itu, Gubernur Anies langsung mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) Remy Sylado dengan cara memfotonya langsung memakai telepon seluler pribadinya. (kba)