BPBD sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk para pengungsi, seperti makanan, perlengkapan bayi, selimut, obat-obatan, masker, hand sanitizer, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh pengungsi.
JAKARTA | KBA – Intensitas dan curah hujan yang terjadi secara merata di seluruh wilayah DKI Jakarta pada 18 Januari sampai 19 Januari pada pukul 07.00 WIB. Kini masuk kategori ekstrem yaitu lebih dari 150 mm per hari.
Hal itu berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan harian mencapai 204 mm perhari di Stasiun Meteorologi Kemayoran. Ini menjadi curah hujan tertinggi di Jakarta selama November 2021-18 Januari 2022.
Sebagian besar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) termasuk wilayah yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada periode Januari ini.
BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah Jabodetabek.
“Curah hujan ekstrem ini berdampak terhadap iklim di beberapa titik. Namun, Pemprov DKI Jakarta dan tanggap menangani titik-titik tergenang akibat curah hujan yang lebih siaga dengan cepat. Upaya-upaya Pemprov DKI Jakarta yang sudah dan terus dilakukan saat ini juga turut berkontribusi cepat sampainya pembangkit genangan di beberapa titik,” kata Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabdo Kurnianto, tertulis dikutip KBA News di Jakarta Pusat, Rabu, 19 Januari 2022.
Sabdo mengatakan, cuaca ekstrem yang ditambah peningkatan ketinggian air laut maksimum (ROB) membuat beberapa wilayah di DKI Jakarta tergenang. data BPBD DKI Jakarta, update info hingga pukul 18.00 WIB, Rabu, 19 Januari terdapat 77 RT atau 0,253 persen dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta dengan berdasarkan perkiraan berkisar antara 40-85 cm dan jumlah pengungsi sebanyak 1.194 jiwa dari 310 KK.
“BPBD sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk para pengungsi, seperti makanan, perlengkapan bayi, selimut, obat-obatan, masker, hand sanitizer, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh pengungsi. Bersama dengan pihak kelurahan setempat, PPSU, Dinas SDA, Satpol PP, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), kami siaga dan tanggap membantu dan menangani,” ujarnya.
Berdasarkan informasi, ada fase bulan purnama yang menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang mungkin menyebabkan banjir pesisir atau rob pada pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB selama 14 – 20 Januari 2022.
Potensi banjir rob, Berdasarkan, kemungkinan terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Pademangan, Penjaringan, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Kepulauan Seribu.
“BPBD juga telah mengingatkan kepada warga Jakarta agar waspada terhadap banjir pesisir. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari air laut maksimum dan peringatan dan siaga cuaca dari BMKG,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Dudi Gardesi menuturkan bahwa harapan-genangan yang masih ada di beberapa titik sedang ditangani oleh personel gabungan Pemprov DKI yang ditargetkan akan segera pulih.
“Ada 448 personel yang dikerahkan dan 119 pompa mobile yang digunakan dalam penanganan banjir pada 18 Januari. Sebagai tindak lanjut, kami juga terus membantu penemuan atau banjir dan tinggi muka air di pintu-pintu air,” kata Dudi.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memprediksi curah hujan ekstrem ini akan melanda Jakarta dan sekitarnya hingga 25 Januari 2022 seperti aktivitas angin permukaan dari utara yang sangat kuat melintasi ekuator yang disebut dengan fenomena Cross-Equatorial Northerly (CENS).
Peneliti Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengatakan, selain pada periode Januari 2022, potensi cuaca ekstrem masih akan meningkat pada Februari 2022. Hal ini disebabkan fenomena saat ini terjadi secara submusim, bukan dalam skala musim.
“Antisipasinya menghadapi cuaca ekstrem harus dipersiapkan jangan hanya untuk bulan Januari saja. Sebab, Februari diprediksi lebih kuat,” tuturnya.
Menurutnya, mitigasi atas cuaca ekstrem harus dilakukan sejak dini. Saat ini, lanjutnya, masyarakat harus waspada karena hujan saat ini bersifat sporadis dengan intensitas yang sangat deras.
Fenomena tersebut diperkirakan berlangsung hingga April 2022, sehingga pada cuaca Mei akan turun langsung ke kemarau. Erma mengatakan ada potensi masuk ke musim kering yang lebih kering karena efek El Nino pada Mei 2022.
“Sekarang waktunya menyimpan udara untuk mengantisipasi kekeringan. Baik untuk para petani maupun masyarakat pada umumnya,” ujarnya.
Pemprov DKI mengimbau masyarakat saat hujan turun untuk dapat menyatukan informasi terkini mengenai wilayah-wilayah tertentu maupun melalui tautan https://pantaubanjir.jakarta.go.id/peta-banjir-berbasiskan-rt, aplikasi JAKI, akun twitter @BPBDJakarta. Perkembangan terkini wilayah membuat banjir dan penerapan akan setiap tiga jam. Hubungi Call Center Jakarta Siaga 112 apabila membutuhkan bantuan lebih lanjut. (kba)