Untuk kali pertama, buku Tak Tumbang Dicerca dan Tak Terbang Dipuja, Anies Baswedan dan Kerja-kerja Terukurnya, akan dibedah dalam waktu dekat di Mataram.
JAKARTA | KBA – Pendidikan politik bagi masyarakat bisa dilakukan melalui berbagai macam cara atau media. Relawan Anies For President 2024 Nusa Tenggara Barat (NTB) pun memilih bedah buku sebagai salah satu upaya tersebut.
Ketua Relawan Anies for President 2024 Daerah NTB Musa Shofiandy menginformasikan bahwa untuk kali pertama buku ‘Tak Tumbang Dicerca, Tak Terbang Dipuja,’ Anies Baswedan dan Kerja-kerja Terukurnya akan dibedah dalam waktu dekat di Mataram.
“Paling cepat pekan ini atau pekan depan kami bedah buku tersebut. Ini sebagai upaya kami memberikan pembelajaran atau pendidikan politik kepada masyarakat NTB,” katanya dihubungi KBA News, Senin, 24 Januari 2022.
Apakah Anies Baswedan diundang dalam bedah buku tersebut, Musa Shofiandy mengaku masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. “Rencananya memang ada. Masih kami komunikasikan. Termasuk menghubungi Mas Ady Amar. Informasinya sih, DPW PPP akan mengundang Pak Anies dalam rangka ulang tahun PPP pada 27 Januari 2022. Insya Allah,” ujar dia.
Menurut Musa, dari buku tersebut masyarakat NTB bisa belajar tentang menjadi manusia yang tidak lemah dan justru semangat dibangkitkan atas situasi-situasi yang dihadapi. Buku itu juga mengajarkan tentang menjadi pemimpin harus tetap bersikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
“Jadi harus qanaah. Kami akan ajak para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh politik, dan berbagai elemen masyarakat termasuk calon-calon pemimpin bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di NTB untuk hadir dalam bedah buku itu,” katanya.
Anggota DPRD NTB Tuan Guru Haji Hamzi Hamzar mengapresiasi inisiatif ini. Dia mengaku sudah membaca buku tersebut dan meskipun jauh di mata, mengikuti gaya kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta. “Dia tokoh konsisten. Beliau tidak tenggelam disanjung. Anies Baswedan membuktikan itu. Kita bisa melihat cara kerja beliau memimpin sebuah daerah yaitu DKI,” ujar dia.
Buku setebal 228 halaman ini dibagi tiga bagian. Bagian pertama, “Tulisan Sunyi Anies Baswedan di Seputar Fitnah dan Pembusukan Sistematis”. Bagian kedua, “Manusia Merdeka, Bekerja dalam Senyap”. Bagian tiga, “Hal-hal Lain yang Berkaitan dengan Anies Baswedan”.
Pada bagian pengantar, pemerhati politik Eep Saefulloh Fatah menulis, betapa beruntungnya menjadi Anies Baswedan. Untuk apa pun yang dikatakan dan dilakukannya, baik atau buruk, selalu tersedia para pengkritik permanen dan militan.
Sedangkan Ady Amar pernah mengatakan bahwa Anies Baswedan adalah manusia langit yang menikah, punya anak, dan ambisi lainnya. Hidupnya terlalu cepat dibandingkan zamannya. (kba)