Perbedaan antara banjir di Kawasan Kelapa Gading pada era dulu dengan era Anies Baswedan adalah, air banjir tersebut sekarang cepat surut dan jalanan pun kering kembali hanya beberapa jam setelah hujan berhenti. Tidak perlu menunggu berpuluh-puluh jam, apalagi sampai berhari-hari seperti sebelumnya.
JAKARTA | KBA – Program penanggulangan banjir di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Gubernur Anies Baswedan tidak main-main. Hasilnya pun nyata, bukan hanya isapan jempol dan hanya pemanis bibir saat memberi janji ketika berkampanye.
Keberhasilan Anies menanggulangi banjir dapat dibuktikan dengan data dan fakta.
Contohnya adalah Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selama ini Kawasan tersebut dikenal dengan daerah banjir. Tidak tanggung-tanggung, tinggi banjirnya bisa mencapai pinggang orang dewasa dan baru surut setelah berhari-hari.
Sekarang, kondisi seperti itu tidak terjadi lagi. Banjir memang masih terjadi ketika hujan turun lebat dan ekstrem. Namun setelah hujan berhenti, air banjir tersebut cepat surut dan jalanan pun kering kembali hanya beberapa jam setelah hujan berhenti. Tidak perlu menunggu berpuluh-puluh jam, apalagi sampai berhari-hari seperti tahun-tahun sebelumnya.
Faktanya adalah kesaksian warga Kelapa Gading, Irwansyah. Melaui rekaman video yang dia kirimkan ke KBA News, Rabu, 19 Januari 2022. Irwansyah menuturkan bahwa Kawasan Kelapa Gading bila hujan memang selalu banjir, seperti yang dia tunjukkan melalui gambar istrinya yang berdiri di sisi jalan raya dan banjirnya hingga sebetis.
Tetapi itu kejadian saat banjir di tahun 2020 lalu karena belum ada sumur resapan di tengah jalan depan Mal Kelapa Gading itu.
“Itu istri saya berdiri di pinggir jalan. Kalau ke tengah bisa sepinggang,” kata Irwansyah, menjelaskan.
Tahun ini, lanjut Irwansyah, sesaat setelah hujan berhenti, jalan yang semula tertutup air banjir, kering lagi. Airnya langsung surut dan masuk ke sumur-sumur resapan yang dibangun oleh Anies Baswedan di tengah-tengah jalan Kelapa Gading.
“Alhamdulillah sekarang tidak banjir lagi. Dari pagi hujan terus dan deras. Sekarang (air) cepat surut. Apalagi di tengah banyak sumur resapan,” ujarnya.
“Terima kasih Pak Gubernur. Terima kasih Pak Anies,” tutupnya.
Testimoni warga yang langsung dari lokasi itu seolah menampar pernyataan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak mengkritik penanganan banjir yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan. Padahal, belum tentu dia sendiri turun ke lapangan, melihat kondisi yang sebenarnya.
Politikus ini hanya menjawab pertanyaan sebuah media yang penayangan beritanya pun sudah di hari yang berbeda dengan hari dimana banjir terjadi, dengan tanpa berupaya melakukan update kondisi terbaru di lapangan.(kba)