Tudingan mereka jelas salah sasaran karena anggaran Formula E berbeda dengan penanganan pandemi Covid-19. Selain itu, pembayaran biaya Formula E sudah dilakukan sebelum pandemi Covid-19, yakni pada 2019 lalu.
JAKARTA | KBA – Event balapan Formula E yang akan berlangsung pada bulan Juni 2022 di Jakarta sempat diributkan oleh publik, lantaran event internasional itu berlangsung di saat Indonesia, khususnya DKI Jakarta sedang menghadapi lonjakan pandemi Covid-19.
Parahnya lagi, banyak dari lawan politik yang menuding uang untuk pembiayaan balapan Formula E tidak tepat, karena warga Jakarta membutuhkan bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi Covid-19.
Tudingan mereka jelas salah sasaran karena anggaran Formula E berbeda dengan penanganan pandemi Covid-19. Selain itu, pembayaran biaya Formula E sudah dilakukan sebelum pandemi Covid-19, yakni pada 2019 lalu.
“Hal ini bukan imajinasi. Ini factual. Justru ini harus saya jawab. Bayar (biaya Formula E) sebelum pandemi (Covid-19) yaitu tahun 2019 dan belum ada tanda-tanda Covid-19 akan terjadi,” kata Gubernur DKI Jakarta di podcast di Channel ‘Total Politik’ yang dikutip KBA News di Jakarta, Jumat, 21 Januari 2022.
Anies menjelaskan, rencana awal balap Formula E adalah tahun 2020, sehingga pada tahun 2019 pembayaran itu sudah dilakukan. Kemudian akaibat di tahun 2020 ada pandemic, maka balap Formula E diundur hingga Juni 2022.
“Tetapi pembayarannya sudah dilakukan sejak tahun 2019, sebelum ada pandemi Covid-19,” tegasnya.
Dengan demikian, tidak tepat ada argument bahwa Pemprov DKI menghambur-hamburkan uang pada saat pandemi untuk balap Formula E. Padahal faktanya, ketika pandemi terjadi, Pemprov DKI sudah tidak pengeluaran lagi untuk membayar hak penyelenggaraan balap Formula E.
Namun, orang nomor satu di DKI Jakarta itu tak menampik soal opini yang menyesatkan publik terkait dengan pembayaran biaya Formula E.
Menurut Anies, opini publik bisa merubah persepsi orang jika yang menyampaikan itu banyak. Parahnya, lanjut Anies, orang-orang yang menyampaikan opini sesat itu mengetahui betul bahwa pembayaran untuk balap Formula E itu telah terjadi di tahun 2019.
“Ini yang sering saya alami. Misalnya ini air putih, tetapi ketika ada 100 orang yang mengatakan bahwa air putih itu kopi, maka persepsi yang terbentuk adalah air putih itu kopi,” katanya
“Jadi ketika kita sudah melakukan pembayaran (Formula E) itu pada tahun 2019 dan saya yakin orang yang mempersoalkan itu juga tahu, tapi kalau semua orang bilang ini pengeluaran saat pandemi, maka terjadilah opini bahwa pembayaran Formula E itu pada saat orang susah menhadapai pandemi. Ini yang harus diluruskan,” imbuh Anies.
Anies menyarankan, para publik figur yang hendak menyampaikan kritik terkait Formula E atau masalah-masalah yang terjadi di bangsa ini harus berdasarkan fakta, jangan menggunakan fiksi apalagi fitnah.
“Bahwa kalau kita memberikan kritik, maka gunakan fakta, jangan gunakan fiksi apalagi fitnah. Kritik harus memakai fakta, sehingga bagi yang mendengarkan kritik itu berfaedah,” pungkasnya.
Sebelumnya, lawan politik dan buzzer menyerang Anies Baswedan karena dituding menghamburkan uang rakyat untuk membayar biaya Formula E saat pandemi Covid-19, padahal pembayaran itu sudah dilakukan pada tahun 2019. Bahkan, mereka yang mengkritik hal itu mengetahui proses pembayarannya. (kba)