Tidak cukup isu, intrik, dan fitnah, Anies Baswedan bahkan telah menjadi sasaran serta target framing jahat. Menciptakan konspirasi ‘Asal Bukan Anies’ (ABA), padahal Anies identik dengan ABW.
Hampir tuntas Gubernur Anies Baswedan mengemban amanat warga Jakarta. Janji-janji kampanye yang penting dan strategis telah ditunaikan. Di tengah badai kritik dan kebencian, Anies bahkan terus berprestasi. Lelaki intelektual dan berwibawa, pun eye-catching nan memesona, ini berhasil membangun warisan kemaslahatan buat warga di Ibu Kota Negara yang historis.
Pemimpin Jakarta yang akrab dengan tekanan. Namun, faktanya Anies mampu membayar tanggung jawabnya secara kontan, bukan dengan kredit. Apalagi sampai menimbulkan masalah di kemudian hari.
Sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies terbiasa menikmati dinamika kota metropolitan secara serius, tapi santai. Tidak hanya mengurus problematika Jakarta, birokrat berlatar akademisi ini juga kerap melahap menu gunjingan saban hari. Pujian dan penghargaan datang silih berganti, tetapi bejibun agitasi juga tidak kalah sengit menghampiri.
Namun, Anies seperti punya resep untuk mengelola semua resistensi itu. Modus menjegal dan menjatuhkan kepemimpinannya sejauh ini leluasa dapat dihindari. Menyerang figurnya, menggugat kinerja kepemimpinan hingga perangai anti-Anies dilakukan secara diam-diam maupun terbuka oleh lawan-lawan politiknya.
Beragam habitat sempit hati dan kerdil jiwa bagai mata elang atau debt collector yang bengis mengintainya. Para buzzer dan politisi murahan berserakan di tiap tikungan kebijakan, menunggu momen kesalahan, dan siap menyerang. Mereka berusaha menyergap Anies di tengah jalan serta merampas amanahnya.
Belum usai mengemban amanah menakhodai DKI, sekonyong-konyong Anies sudah dicegah menjadi pemimpin negeri. Tidak cukup isu, intrik, dan fitnah, Anies bahkan telah menjadi sasaran dan target framing jahat. Menciptakan konspirasi ‘Asal Bukan Anies’ (ABA), padahal Anies identik dengan ABW.
Meski demikian, seperti kata pepatah atau ilmu hikmah lainnya, aroma wangi akan terus semerbak menembus batas ruang dan udara, meskipun ditutup-tutupi atau diungkep serapat mungkin. Semakin Anies diserang habis-habisan oleh pembencinya, semakin Anies menjadi the best di mata rakyat.
Lewat simfoni karya dan prestasinya, Anies membawa harmoni bagi kemajuan kotanya dan kebahagiaan warganya. Ia telah berbelanja beragam masalah Kota Jakarta dan membayarnya dengan solusi bagi warganya. Ya, dengan solusi. Membayar kontan, bukan dengan kredit.
Yusuf Blegur – Penulis, Pegiat Sosial, dan Aktivis Yayasan Human Luhur Berdikari