Anies Baswedan mengingatkan basis data yang dipakai untuk mengkritisi harus mengacu pada rencana pembangunan kota Jakarta selama dia memimpin.
Kalau mereka tidak bisa menunjukkan basis data yang sah, kata Anies, buat apa meladeni imajinasi, apalagi imajinasi yang tidak terukur dan dipenuhi dengan kebencian.
SAYA mengikuti beberapa kegiatan Anies Baswedan melalui akun instagram-nya tentang gagasan, konsep dan realisasinya membangun Jakarta.
Jakarta tentu saja boleh dibilang sebagai miniatur Indonesia. Menjadikan Jakarta yang harmoni dan warganya bahagia tentu saja akan menjadi miniatur kebahagiaan dan persatuan Indonesia.
Memang masih ada kekurangsempurnaan, tapi itu semua pastilah wajar, maka dari itu dibutuhkan partisipasi dan kebersamaan semua warga.
Hanya mereka yang berhati iblis yang konsisten dengan kerjaan jahat dan culasnya yang tidak bisa melihat hal-hal baik yang sudah dikerjakan Anies bersama jajarannya di Pemprov DKI.
Memang begitulah sudah menjadi watak Iblis, yang hanya mengakui dirinya dan kelompoknya yang paling baik dan benar, merasa diri dan kelompoknya yang paling bisa. Sebagaimana kalam suci Allah menuliskan titah peradaban bahwa Iblis tidak mau menghormati mereka yang bukan dari kelompoknya, menganggap dirinya lebih baik karena diciptakan dari api sedang Adam dicipta dari tanah.
Maka benarlah pilihan Anies, bekerja mewujudkan gagasan-gagagasan terkonsepnya membangun Jakarta dan kebahagiaan warganya. Bahkan dia pun mengajak kepada semua untuk membuat catatan gagasan-gagasan apa yang dijalankan untuk membangun Jakarta yang dianggap salah. Anies mengingatkan basis data yang dipakai untuk mengkritisi harus mengacu pada rencana pembangunan kota Jakarta selama dia memimpin. Kalau mereka tidak bisa menunjukkan basis data yang sah, kata Anies, buat apa meladeni imajinasi, apalagi imajinasi yang tidak terukur dan dipenuhi dengan kebencian.
Gagasan tentang persatuan Indonesia sejatinya bukanlah hal yang baru, menjadi penting karena saat ini persatuan Indonesia diporak porandakan oleh kelompok jahat dan culas serta ditebar oleh kelompok pengkhianat agenda reformasi yang menjilat dan butuh uang untuk hidup.
Bagi kelompok ini tak penting Indonesia bersatu, semakin Indonesia baik dan bersatu, makan akan mengancam keberadaan mereka. Sebagaimana diungkap oleh media Inggris The Guardian, 31 Juli 2021 yang membongkar sepak terjang para buzzerRp Indonesia, demi rupiah mereka rela memecah belah bangsa.
Adalah Soekarno dan Hatta yang pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang dikenal secara luas sebagai penyatuan Nusantara. Hal ini didasarkan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara dengan wilayah kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Sebuah negara yang mempunyai keanekaragaman suku, agama, ras, bahasa, seni dan budaya.
Spirit persatuan Nusantara itu juga tercatat dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui semangat para pemuda Indonesia dalam Sumpah Pemuda Indonesia, 28 Oktober 1928.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, sesungguhnya gagasan untuk menyatukan wilayah-wilayah Nusantara sudah ada pada Kerajaan Singhasari. Melalui Prabu Kertanegara, raja terakhir Singhasari yang bergelar Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Anawariwiryanindita Prakrama Murdhaja Namottunggadewa.
Kertanegara memulai mewujudkan gagasannya menyatukan wilayah wilayah Nusantara. Namun sayangnya sebelum upayanya terwujud, Singhasari mengalami kemelut politis, adanya pemberontakan Jayakatwang yang mengakibatkan gugurnya Prabu Kertanegara.
Gagasan itu muncul kembali pada zaman Majapahit pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi, pada zaman itu gagasan menyatukan Nusantara tidak hanya berupa gagasan, namun disertai realisasinya. Terbukti pada saat, Patih Amangkabumi Gajah Mada mampu memperluas kekuasaan Majapahit sampai wilayah Bali ( 1434 M).
Begitu juga dengan melalui Adityawarman dapat meluaskan kekuasaannya sampai dengan wilayah sisa sisa kerajaan Sriwijaya dan Melayu ( 1347 ).
Gagasan penyatuan Nusantara terus berlanjut pada saat masa pemerintahan Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang IV, tahun 1359 – 1389 M. Masa kekuasaan Majapahit pada masa itu meliputi Seluruh Jawa (kecuali Sunda), sebagian besar Pulau Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Indonesia bagian timur hingga Irian Jaya.
Anies hadir menjadi penjelmaan spirit Sumpah Pemuda 1928 dan semangat Kemerdekaan Soekarno – Hatta 1945. Tidak cukup berhenti pada gagasan mewujudkan kebahagian dan kemerdekaan warga Jakarta, tapi semua sudah dikonsep menjadi dokumen Pemerintah Provinsi DKI sebagai program pembangunan. Jakarta tak butuh janji manis, Jakarta butuh bukti atas janj- janji yang sudah terdokumentasi.
“Saya sudah 4 tahun memimpin Jakarta, tolong dibuktikan janji-janji politik saya yang mana yang belum saya realisasikan, saya butuh kritik dan masukan, tapi kalau tidak bisa membuktikan, buat apa saya menanggapi imajinasi” Kata Anies sambil tersenyum di sebuah dialog di media sosial.
Pribadi Anies yang santun dan konsisten mewujudkan gagasan persatuan Indonesia di Jakarta, nampaknya tidak boleh berhenti pada wilayah Jakarta saja. Sosok Anies merupakan sosok tepat dan dibutuhkan oleh Indonesia.
Meminjam istilah Nurdin Halid ketika menyambut kedatangan Anies di Makassar bahwa takdir Anies akan mengikuti Jokowi, menjadi Presiden. “Selamat siang ananda Anies Baswedan, Ananda kami bangga, terharu dan masih ingat ketika kita sama-sama mengantar Pak Jokowi, Pak JK di Bandara, ruang VIP terminal 2 Cengkareng Jakarta, Waktu itu Pak Jokowi mau berangkat umroh. Saya belum bilang Pak Jokowi waktu itu. Kenapa saya flashback dan saya menarik tangan ananda, nak takdirmu akan seperti dia.”
Anies juga merupakan pribadi yang teguh dan konsisten membela kepentingan rakyat, sehingga sosok Anies menjadi sosok yang bisa diharapkan untuk lebih mementingkan kepentingan rakyat dibanding melayani para cukong dan oligarch. Pada keadaan ini, kita sepertinya sedang rindu hadirnya sosok Prabu Kertanegara yang berani memotong telinga utusan Ku Bi Laikhan Utusan Mongol terakhir datang pada 1289. Kartanegara menolak permintaan kaisar Mongol saat itu agar Singhasari tunduk pada Kekaisaran Mongol.
Anies menjadi harapan Indonesia yang lebih damai, adil dan sejahtera. Semoga saja takdir Anies mengikuti takdir Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Surabaya, 26 Januari 2022