Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam membuat sumur resapan telah menjalankan arahan dari Menteri PUPR yang menyebutkan bahwa sumur resapan sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah banjir di Jakarta, selain pompa, polder, normalisasi, dan naturalisasi sungai.
JAKARTA | KBA – Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta tidak habis pikir pada orang-orang yang terus mempersoalkan pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal. Lebih parah lagi, mereka mempersoalkannya tidak menggunanakan dasar teori keilmuan, hanya karena ketidaksukaan semata.
Anggota TGUPP DKI Jakarta Tatak Ujiyati mengatakan, program sumur resapan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak ngasal, melainkan berdasarkan kajian akademis. Juga sesuai arahan dan standar yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Selain itu, pembuatan sumur resapan bukan hanya terjadi pada era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saja, tetapi sudah dilakukan sejak era Gubernur Joko Widodo.
“Sumur resapan yang kini masif dibangun di Jakarta di zaman Anies, sebenarnya meneruskan program Pemprov DKI pada masa Pak Jokowi. Dulu tak dipermasalahkan, kenapa sekarang jadi soal?” kata Tatak Ujiyati melalui twitter-nya yang dikutip KBA News di Jakarta, Sabtu, 4 Desember 2021.
Tatak Ujiyati menuturkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam membuat sumur resapan telah menjalankan arahan dari Menteri PUPR yang menyebutkan bahwa sumur resapan sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah banjir di Jakarta, selain pompa, polder, normalisasi, dan naturalisasi sungai.
Selain itu, Tatak meluruskan terkait informasi yang tengah ramai usai pembuatan sumur resapan namun di tutup aspal sehingga hanya membuang-buang anggaran.
“Katanya sumur resapan baru dibuat kok ditutup aspal. Faktanya, lubang-lubang sumur resapan tetap ada di jalan beraspal tempat masuk air. Jalan kembali diaspal memperbaiki yang rusak dan menghindari kecelakaan. Win win solution. Sumur resapan tetap berfungsi jalan juga tetap aman,” paparnya.
“Menurut @DinasSDAJakarta pengerjaan belum selesai, sebagian lubang tidak tertutup aspal bisa terlihat di foto. Sebagian lubang sumur resapan yang tertutup aspal akan dibor, sehingga nantinya bisa berfungsi mengalirkan genangan air ke lubang sumur resapan,” sambungnya.
Tatak mengatakan bahwa sumur resapan yang di bangun di jalan tidak banyak, hanya 2 persen atau 500 dari 21.000 sumur resapan yang dibangun. Terutama dibangun di jalan-jalan yang biasanya langganan genangan
“(Atas berbagai kritikan) Pak Anies sih berterima kasih sudah dibantu memonitor demi menyempurnakan pekerjaan,” tutupnya. (kba)