Pemimpin tidak boleh merasa takut dengan apa yang belum berhasil diselesaikan, tapi jika ada yang berhasil dikerjakan baiknya dipamerkan kepada masyarakat.
JAKARTA | KBA – Program sumur resapan untuk menangani masalah banjir di Jakarta yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih mendapat perundungan atau bully dari lawan politik dan orang-orang yang belum move on dari Pilkada Jakarta tahun 2016 lalu.
Padahal faktanya, sumur resapan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama ini sangat signifikan dan mampu mengatasi masalah genangan hingga banjir di beberapa titik. Salah satunya adalah di depan Moll Gandaria City, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kabayoran Lama, Jakarta Selatan. Lokasi ini hampir setiap hujan terjadi genangan parah dan setelah dibuat sumur resapan, masalah tersebut langsung tertangani.
Pengamat Politik Hendri Satrio menyarankan agar Gubernur Anies berani tampil ke publik untuk memamerkan setiap program dia yang berhasil, karena ada pemimpin yang tidak tahu apa hasil kerjanya tapi berani muncul ke publik.
“Sumur resapan katanya ada dibanyak titik. Nanti bila sudah selesai semua harus dipamerkan, jangan enggak muncul ya Gub @aniesbaswedan. Lah yang gak punya hasil kerja saja muncul melulu,” kata Hendri Satrio di akun twitter yang dikutip KBA News di Jakarta, Rabu, 15 Desember 2021.
Menurut pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini, pemimpin tidak boleh merasa takut dengan apa yang belum berhasil diselesaikan, tapi jika ada yang berhasil dikerjakan baiknya dipamerkan kepada masyarakat.
“Wahai, Bila ada program gak berhasil harus akui dan perbaiki tapi bila berhasil silahkan pamer!,” ucapnya.
Pernyataan Hendri Satrio di twitter ini kemudian ditanggapi oleh netizen, seperti disampaikan oleh akun dengan nama @MoedaRKs.
“Betul sekali bang @satriohendri lebih dari itu memamerkan hasil kerja adalah bentuk laporan seorang pemimpin kepada rakyat nya atas janji-janji saat kampanye. Jadi gak usah mondar-mandir swafoto melulu di tempat-tempat bencana, ngerti ora son,” tulis @MoedaRKs.
Sementara itu, Dhimas Mashudi mengatakan setiap program yang akan dijalankan oleh satu organisasi pasti sudah melewati berbagai tahapan, baik kajian ilmiah, perencanaan hingga pembahasan anggaran.
“Saya punya keyakinan, pemerintah klo punya program pembangunan, pasti sudah melalui bbrp tahapan. Mulai kajian, perencanaan, dan dibahas dlm penganggaran. Daripada ribut tanpa bekal ilmu, lebih elok kasih kesempatan pemerintah utk menuntaskan program kerja. Selesai, ayo evaluasi,” jelas @Dhimas Mashudi.
Lain lagi dengan Rahma Niar Baftin. Pengguna twitter dengan nama @Rahmaniarbaftin ini meyakini jika mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu bukanlah tipikal pejabat yang suka pamer, tetapi dia merupakan sosok pemimpin mengutamakan kerja nyata.
“Pak Anies Baswedan bukan tipe pejabat yg suka pamer. Tapi kerjanya emang nyata. Kalian hina ataupun kalian bully tetep aja beliau santai. Entar kalian juga yg capek sendiri kok,” aku @Rahma Niar Baftin.
Diketahui, pembangunan sumur resapan mulai dilakukan pada kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi. Menariknya, sembilan sumur resapan langsung dibangun oleh Jokowi di halaman Balai Kota DKI Jakarta sebagai contoh. Setelah itu, Jokowi meminta para pemilik gedung di Ibu Kota untuk turut membuat sumur resapan.
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 20 tahun 2013 tentang Sumur Resapan. Pergub tersebut ditandatangani oleh Jokowi pada 1 April 2013.
Di era pemerintahan Jokowi, sumur resapan telah dibangun di sejumlah titik, antara lain Taman Suropati, Jalan Rasuna Said, Jalan Kebon Sirih, Jalan Pramuka, Jalan Kembangan Utara, hingga Jalan Balai Pustaka.
Setelah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali membangun sumur resapan di beberapa titik lokasi di Jakarta, salah satu tipe sumur resapan yang dibangun adalah tipe vertikal sebanyak 16.035 buah dengan daya tampung 31.498 meter kubik.
Selain tipe vertikal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga membuat sumur resapan tipe modular yang sudah dibangun dan bisa menampung air sebanyak 6.633 meter kubik. Lebih jauh itu, Pemprov DKI berencana membangun sebanyak 1.150.242 sumur resapan tipe dangkal dengan kapasitas tampung 11.502.420 meter kubik. Realisasi tersebut diperkirakan bisa tercapai beberapa tahun ke depan. (kba)