Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih konsiten masuk 3 besar Capres 2024 potensial.
JAKARTA | KBA – Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei terbaru terkait peta politik elektoral jelang Pilpres 2024. Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih konsisten masuk 3 besar figur calon presiden (Capres) potensial dalam survei tersebut.
Dari simulasi 10 nama, elektabilitas Anies berada di urutan ketiga dengan perolehan suara sebesar 16,7 persen. Sedangkan di posisi pertama ditempati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tingkat elektabilitasnya berada di angka 26,9 persen, disusul Gubernur Jawa Tangah Ganjar Pranowo (23,2 persen).
Nama-nama lain yang turut disurvei, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6,2 persen), Menteri Prawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (5,2 Persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (4,6 persen).
Berikutnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (3,1 peren), Menteri BUMN Erick Thohir (2,3 persen), Ketua DPR RI Puan Maharani (1,1 persen), dan Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekomomian Airlangga Hartarto (0,5 persen).
Survei Indikator Politik dengan simulasi 8 nama calon presiden menunjukkan, elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 27,6 persen, Ganjar Pranowo (23,7 persen), Anies Baswedan (17,2 persen), Ridwan Kamil (8,4 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (5,9 persen), AHY (4,8 persen), Erick Thohir (2,4 persen) dan Airlangga Hartarto (0,9 persen).
Sedangkan, dari simulasi 3 nama calon presiden, elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 35,5 persen, Ganjar Pranowo (30,0 persen) dan Anies Baswedan (23,7 persen). “Jadi survei rutin yang kami gelar menemukan pola, di mana Pak prabowo masih di peringkat pertama, tetapi tidak signifikan,” ucap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan survei secara daring, Minggu, 5 Desember 2021.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan secara tatap muka pada 2-6 November 2021. Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden mencapai 2.020 orang. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Perbandingan
Survei Indikator Politik Indonesia ini jauh berbeda, jika dibandingkan dengan temuan lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dirilis pada Sabtu, 4 Desember 2021 kemarin. Di mana, elektabilitas Anies kian tak terkejar di posisi teratas dari simulasi 30 nama calon presiden.
Dalam survei IPO, elektabilitas Anies berada di angka 21,3 persen, disusul Menteri Prawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno yang memperoleh elektabilitas sebesar 13.8 persen. Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo harus puas di posisi 3 dengan eletabilitas 11,6 persen.
Kejutan datang dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang mampu meraih elektabilitas 10.2 persen mengacu survei IPO. Dengan angka itu, AHY, sapaan akrabnya, berhak menduduki posisi 4 klasemen Capres 2024.
Adapun Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto harus rela posisinya tergusur dari 3 besar. Sebab, jika Pilpres dilaksanakan hari ini, elektabilitas Prabowo hanya sebesar 8,4 persen.
“Memang terlihat ada caruk persentase sekira 15 sapai 17 persen yang tidak suka pada Prabowo, sehingga kelompok ini rentan mempromosikan anti Prabowo,” ucap Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah kepada KBA News, Sabtu, 4 Desember 2021.
Dalam pandangan Dedi, elektabilitas Pabowo yang kian memburuk ini karena kejenuhan publik atas ketokohan Prabowo. Faktor lainnya, dipengaruhi tren pemilih yang cenderung lebih menyukai tokoh muda seperti Anies Baswedan pada Pilpres 2024. (kba)