Revitalisasi TIM tidak hanya pada gedung-gedung pentas seni, tetapi fasilitas lain ikut dibangun seperti wisma untuk para seniman menginap, juga penambahan ruang-ruang seni lain seperti ruang teater, musik, seni rupa, film, sastra, dan tari.
JAKARTA | KBA – Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat sudah 68 persen per hari Senin 20 Desember 2021. Meskpun demikian, pada awal tahun 2022 mendatang diyakini progress revitalisasi pusat kesenian terbesar di Jakarta ini bakal langsung melejit hingga 90 persen. Kemudian pada Februari dan Maret sudah mencapai 100 persen, serta siap di-launching ke publik pada April atau Mei 2022.
Struktur pembangunan tempat berkumpulnya para seniman Indonesia, khususnya seniman Jakarta ini lebih modern. Namun tujuan utama dari TIM tidak berubah sebagaimana dicanangkan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Bahkan lebih lengkap lagi dengan berbagai fasilitas baru.
Revitalisasi TIM tidak hanya pada gedung-gedung pentas seni, tetapi fasilitas lain ikut dibangun seperti wisma untuk para seniman menginap, juga penambahan ruang-ruang seni lain seperti ruang teater, musik, seni rupa, film, sastra, dan tari.
Seniman senior kondang Jose Rizal Manua dalam wawancara khusus dengan KBA News, di kawasan TIM, Senin, 20 Desember 2021, mengatakan, semangat revitalisasi TIM saat ini tidak mengabaikan semangat Gubernur Ali Sadikin ketika awal membangun.
“Pak Anis (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, red) mengembalikan marwah TIM ketika pertama kali dibangun oleh Pak Ali Sadikin. Bahkan semua gedung-gedung yang direvitalisasi berstandar internasional,” kata Jose Rizal.
Menurut Jose Rizal, TIM yang masih dalam tahap pekerjaan ini akan menjadi ikon baru Jakarta dan bangsa Indonesia, karena desain bangunannya cukup unik dan modern dengan mengusung konsep kawasan ramah lingkungan.
“Pengerjaannya nanti akan menjadi kebanggaan kita semua, terutama bangunan-bangunannya seperti Gedung Graha Bakti Budaya itu luar biasa nantinya,” ujar deklamator kondang ini.
Bagi dosen Teater dan Film Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini revitalisasi TIM memperlihatkan visi seni dan budaya Anies Baswedan yang luar biasa hebat.
“Dia mengerti betul seni dan budaya yang tidak hanya bersifat lokal ke-Indonesiaan, tetapi wawasan seni budaya yang mengglobal, Internasional. Visi seni dan budayanya luar biasa,” ucap tokoh yang tidak pernah keluar dari kehidupan TIM sejak tahun 70-an itu.
Jose Rizal juga melihat revitalisasi TIM Jakarta sebagai niat baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengangkat martabat dan kebanggaan para seniman Indonesia. Sehingga mereka mendapat penghormatan yang layak dari masyarakat nasional maupun internasional melalui karya-karya mereka yang dipentaskan atau dipamerkan di gedung-gedung kesenian bertaraf internasional ini.
“Dan diharapkan berdampak positif terhadap kualitas karya para seniman dan juga berdampak pada ekonomi mereka yang lebih baik,” ujarnya.
Bangunan-bangunan TIM bagi sebagian orang nampak sederhana, tetapi akan sangat bermanfaat bagi seluruh seniman di Indonesia dan dunia, karena di sini mereka akan mempertunjukkan kualitas seni dan budaya mereka.
“Memang ada perbedaan dengan yang belum direvitalisasi, namun yang dibangun saat ini justeru lengkap sebagaimana Pak Ali Sadikin pertama kali membangunnya pada tahun 1968,” pungkasnya. (kba)