Menurut Anies Baswedan, pemugaran tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada seorang pahlawan yang memilih berjuang untuk bersama rakyat mengusir kolonialisme.
JAKARTA | KBA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pemugaran komplek makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Utan Kayu, Jakarta Timur. Hal itu dalam rangka menghormati dan menghargai jasa pahlawan nasional.
Menurut Anies Baswedan, pemugaran tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada seorang pahlawan yang memilih berjuang untuk bersama rakyat mengusir kolonialisme.
“Perjuangan itu memiliki ongkos yang amat mahal karena dia melepaskan semua yang menjadi kenyamanannya (kehidupan di Istana). Seorang yang dilahirkan di keluarga kesultanan dan memilih berjuang bersama rakyat,” kata Anies, Senin, 13 Desember 2021.
Selain itu juga pemugaran tersebut merupakan bentuk penghormatan yang kesekian kalinya dilakukan Pemprov DKI terhadap jasa pahlawan nasional dari bumi Serambi Mekah.
“Itu adalah masa di mana kemerdekaan belum terlihat di depan mata. Itu adalah masa di mana orang memilih berjuang berdasarkan nilai yang diyakini sebagai kebenaran,” ujarnya.
Dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Aceh, khususnya keluarga besar keturunan dari Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah, karena Jakarta dipilih menjadi tempat peristirahatan terakhir sultan Aceh tersebut.
“Karena itu Jakarta ingin menyampaikan rasa hormat, dengan memberikan pemugaran atas makam yang selama ini tidak banyak dikenal, sebagai makam seorang tokoh amat penting dalam perjalanan melawan penjajahan. Pemugaran ini menjadi pengingat kita bersama bahwa di Jakarta berkumpul begitu banyak pejuang, dan kita harus selalu menghormati, dan menghargai perjuangan mereka,” ungkapnya.
Perwakilan Keluarga Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah, Tengku Dian Anggraini mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta karena telah memberikan penghargaan tertinggi, dengan melakukan pemugaran makam.
Pemugaran telah dilakukan sejak 27 September hingga 28 November 2021 oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta.
“Pemugaran ini bernilai peradaban apabila dilakukan oleh orang yang berintegritas pada nilai-nilai leluhur. Atas dasar inilah kami memberikan sebuah rencong (Siwah) sebagai simbol senjata Kesultanan kepada Bapak Anies. Karena simbol dari kearifan Siwah adalah perangkat Sultan yang merawat peradaban dengan komitmen yang kuat. Sekali lagi terima kasih Bapak Anies telah memberikan penghargaan tertinggi kepada keluarga besar Sultan,” pungkas Tengku.
Perlu diketahui, Area makam Sultan Aceh pada TPU Utan kayu terdiri dari dua area makam, di mana area makam satu dengan luas 16 m2 terdiri dari 4 makam, yakni Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat Zillullah Filalam bin Tuanku Cut Zainal Abidin, Tengku Putih binti Tuanku Zainal Abidin,Tuanku Mahmud bin Tuanku Abdul Madjid, dan Teuku Chiek Ali Basyah.
Area makam 2 dengan luas 6 m2, terdiri dari 3 makam, Tuan Putri Gambar Gading binti Tuanku Pangeran Abdoel Madjid Atjeh, Tuanku Pangeran Hoesin Atjeh bin Tuanku Pangeran Abbas, Habib Ahmad bin Hoesin Alaydroes Atjeh.
Peresmian dilakukan secara simbolis dengan penandatanganan prasasti kompleks makam sultan Aceh yang wafat pada 6 Februari 1939 silam. (kba)