Mereka yang menikmati kekuasaan hari ini, mulai dari yang berkuasa sampai para buzzer-nya, dipastikan tidak menginginkan Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 karena dianggap berbahaya.
JAKARTA | KBA – Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, proyek pembusukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah dilakukan bertahun-tahun oleh lawan politiknya. Proyek pembusukan ini dilakukan karena orang nomor satu di Ibu Kota tersebut merupakan salah satu sosok potensial untuk maju di Pilpres 2024.
“Karena disadari atau tidak, Anies potensi calon penantang presiden. Tapi bukan hanya calon penantang, mungkin (Anies) mengusik stabilitas kekuasaan oligarki hari ini,” kata Refly di akun YouTube-nya yang dikutip KBA News, Kamis, 2 Desember 2021.
Menurut Refly, mereka yang menikmati kekuasaan hari ini, mulai dari yang berkuasa sampai para buzzer-nya, dipastikan tidak menginginkan Anies Baswedan karena dianggap berbahaya.
“Mereka barangkali tidak mempermasalahkan Ganjar Pranowo, tidak mempermasalahkan Airlangga Hartarto, karena dianggap lingkaran dalam. Tapi Anies Baswedan lingkaran luar,” ujarnya menjelaskan.
Sebelumnya, jurnalis senior Hersubeno Arief mengatakan Anies Baswedan terus dihadang oleh lawannya. Salah satunya yakni melewati gelaran Formula E. Turun tangannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki dugaan korupsi di ajang internasional itu dinilai sebagai ‘senjata yang sangat penting dan krusial’ untuk menyerang Anies.
“Setidaknya para lawan Anies ini sekarang berkerja keras untuk berhasil. Karena jika ini berhasil, mereka akan seperti bunyi pepatah, ‘sekali tepuk dua lawan mati’.”
Seandainya lembaga antirasuah itu nantinya berhasil menyeret Anies dalam kasus korupsi Formula E, diyakini itu tidak akan bisa lagi mendongkrak elektabilitas Anies untuk maju di Pilpres 2024.
“Kedua, ini yang saya kira sangat krusial. Bila (KPK) sampai bisa menyeret Anies dalam kasus korupsi, maka otomatis Anies akan disingkirkan dan tidak lagi menjadi penghambat, (tidak lagi) jadi kompetitor yang berbahaya dan paling potensial di Pilpres 2024,” kata Hersubeno. (kba)