Penggunaan rumput hybrid JIS pun berdasarkan hasil studi banding dengan sejumlah negara yang telah memiliki stadion berstandar FIFA, seperti di Singapura, Inggris, dan Spanyol.
JAKARTA | KBA – Jakarta International Stadium (JIS) adalah stadion pertama di tanah air yang menggunakan rumput hybrid atau perpaduan antara rumput sintetis dan rumput alami.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyampaikan, komposisinya 5 persen adalah rumput sintetis berjenis Limonta dan 95 persennya rumput alami dengan jenis Zoysia Matrella yang di datangkan dari Boyolali.
Rumput alami asal Boyolali tersebut, dihasilkan oleh para petani dalam negeri yang sudah pengalaman dan khusus untuk membuat rumput sepak bola.
Selain itu, penggunaan rumput hybrid JIS pun berdasarkan hasil studi banding dengan sejumlah negara yang telah memiliki stadion berstandar FIFA, seperti di Singapura, Inggris, dan Spanyol.
Benefit lainnya, penggunaan rumput hybrid membuat biaya pemeliharaan lebih efektif. Itu juga merupakan rekomendasi FIFA.
Perawatan rumput alami berjenis Zoysia Matrella asal Boyolali, tidak menggunakan pestisida, melainkan burung kaki bayam.
Hal ini sekaligus menjaga kualitas JIS yang merupakan stadion pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat green building level platinum. Yakni predikat bangunan yang ramah lingkungan level tertinggi.
Ada sekitar lima ekor burung kaki bayam yang dipelihara di kawasan JIS. Selain untuk pemeliharaan, tujuannya untuk memastikan rumput alami JIS terbebas dari hama seperti ulat dan serangga.
“Seperti ulat-ulat itu nanti di makan oleh burung kaki bayam,” kata Officer Projects JIS Yuandi Sales Kopa kepada KBA News Rabu 8 Desember 2021.
Selain memiliki daya tahan tiga kali lipat dibanding rumput alami, penggunaan rumput hybrid memiliki daya serap air yang baik.
Artinya air akan lebih cepat turun hingga lapisan terbawah rumput. Selain itu, dari sisi penggunaannya, rumput hybrid bisa digunakan dua kali pertandingan sepakbola berskala internasional dalam satu hari.
Selain itu, rumput hybrid sangat cocok dengan kondisi iklim pesisir. Hal ini menjadi pertimbangan utama. Sebab, lokasi JIS berada tidak jauh dari pesisir pantai utara Jakarta.
Terlebih lagi, rumput hybrid akan menjadi tren lapangan sepak bola modern di masa depan. Itu sebabnya, Jakpro memilih menggunakan rumput hybrid di JIS.
Sebelumnya, Manajer Proyek JIS Arry Wibowo juga menyampaikan, untuk semua total anggaran pembangunan JIS yakni sebesar Rp 4,5 trilliun.
“Untuk progresnya 87,5% per minggu ke 118, kita masih ahead atau deviasi positif 2% dari rencana. Jadi kami masih menjaga agar pembangunan ini selesai pada tepat waktu,” jelasnya.
Sementara itu, untuk soft launching, Arry menyampaikan, belum bisa ditentukan. Pasalnya, pihak Jakpro sendiriĀ masih menunggu dari arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “Kami masih menunggu arahan dari pak gubernur dan kebijakan dari pemerintah pusat,” ujarnya. (kba)