Yang menjadi pertanyaan, mengapa International Youth Championship (IYC) 2021 tidak bisa digelar, sementara event-event lain berlevel nasional dan internasional di dalam negeri masih bergulir.
JAKARTA | KBA – Penundaan International Youth Championship (IYC) 2021 sekaligus soft launching Jakarta International Stadium (JIS) mendapatkan respons beragam. Namun, tidak semua sepakat bahwa penundaan tersebut murni karena langkah antisipasi atas kekhawatiran penyebaran Omicron, varian baru Covid-19, di Indonesia.
Keraguan itu muncul mengingat pada situasi pandemi saat ini, tepatnya pada 19-21 November 2021, Indonesia juga menggelar event bertaraf internasional balap motor World Superbike (WSBK) di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Begitu pula event-event lain yang masih berlangsung seperti liga sepak bola di Tanah Air, mulai dari Liga 1, Liga 2, hingga Liga 3. Juga event bulu tangkis profesional BWF World Tour Finals 2021 yang dihelat di Bali International Convention Center.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menduga, penundaan turnamen IYC 2021 di DKI bukan murni karena pandemic Covid-19, melain faktor politik kepentingan menjelang Pilpres 2024. Publik paham bahwa Anies merupakan salah satu figur bakal capres potensial untuk maju di Pilpres 2024.
‘’Ini bisa dilihat bagaimana program internasional yang direncanakan DKI terkait Formula E penuh rintangan, terutama dari PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan PSI (Partai Solidaritas Indonesia), sehingga deret agenda lain yang dibatalkan memiliki kesamaan nuansa, yakni faktor Anies,’’ ucap Dedi kepada KBA News, Sabtu, 4 Desember 2021.
Menurut Dedi, lawan-lawan politik Anies tidak akan berdiam diri melihat popularitas dan elektabilitasnya terus merangkak naik. Sukses penyelenggaraan event internasional, seperti Formula E maupun IYC 2021, diyakini bakal semakin menguatkan elektabilitas Anies.
‘’Keberhasilan agenda skala internasional memungkinkan melambungkan nama Anies yang notabenenya tokoh populer dan potensial di kontestasi Pilpres 2024. Untuk itu, meredam agenda Anies bisa berkontribusi pada redanya popularitas Anies dan, tentu, ini politis,’’ kata Dedi menguraikan.
Padahal, ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion tersebut menambahkan, kelancaran serta kesuksesan event-event internasional yang diagendakan Pemrov DKI berdampak tidak hanya pada nama baik —bahkan tidak menutup kemungkinan masuknya investasi— bagi Jakarta, melainkan juga Indonesia. Siapa pun Gubernur DKI Jakarta-nya.
Senada, pengamat politik Ujang Komaruddin dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, menduga penundaan IYC 2021 bukan karena faktor upaya pencegahan maupun penanggulangan Covid-19. Siapa pun tahu DKI Jakarta terbilang sukses memutus mata rantai penyebaran virus Corona serta menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan penanganan Covid-19 terbaik di Indonesia.
‘’Liga 1 dan liga sepak bola lainnya di Indonesia saja jalan dan dapat izin. Masa iya karena alasan Covid-19, IYC di JIS dibatalkan,’’ kata Ujang kepada KBA News, Sabtu.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut juga tidak menutup kemungkinan penundaan IYC 2021 lebih karena faktor elektabilitas Anies menuju Pilpres 2024. ‘’Bisa saja terlalu politis karena, mungkin saja, akan melambungkan nama Anies Baswedan.’’ (kba)