Pengamat Politik Universitas Brawijaya Wawan Sobari SID, MA, Ph.D menilai keberhasilan memimpin Jakarta selama empat tahun terakhir, plus kekuatan elektabilitas, membuat kans Anies Baswedan sangat terbuka, meski belum secara resmi dipinang parpol sebagai kendaraan untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024.
JAKARTA | KBA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi salah satu figur kepala daerah yang dijagokan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Selain elektabilitas, Anies juga dinilai berkinerja bagus sehingga peluang dipinang partai politik (parpol) untuk diusung sebagai calon presiden (capres) sangat terbuka lebar.
Pengamat Politik Universitas Brawijaya, Malang, Wawan Sobari SID, MA, Ph.D mengatakan, dengan segala keberhasilannya memimpin Ibu Kota selama empat tahun terakhir, ditambah elektabilitas yang kuat, peluang Anies untuk maju sebagai capres di pilpres mendatang sangat terbuka, meski belum secara resmi dipinang parpol sebagai kendaraan.
“Menurut saya, figur seperti Anies dengan capaian-capaiannya di Jakarta tidak akan sulit untuk mendapatkan dukungan partai politik. Apalagi, kemarin NasDem (Nasional Demokrat) membuka kesempatan kepada Anies untuk ikut konvensi, meskipun keputusan tetap berada di tangan (Ketua Umum) Pak Surya Paloh,” ucap Wawan kepada KBA News, Kamis, 16 Desember 2021.
Selain NasDem, demikian Wawan, Anies juga berpeluang didukung parpol lain seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. “Kalau Demokrat meyodorkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cawapres, Anies tinggal merangkul parpol yang lain.”
Wawan lantas menyinggung hasil survei yang dirilis Indopol Survey and Consulting, Minggu, 12 Desember 2021. Mengacu hasil survei terbaru Indopol ini, Anies merupakan figur capres yang nyetel dipasangkan dengan siapa pun cawapresnya.
“Bahwa hasil surveinya Indopol yang dirilis kemarin itu menarik, meskipun masih di atas 50 persen yang belum berpendapat. Tapi dari survei itu menunjukkan ada beberapa figur ketika dipasangkan dengan siapa pun bagus, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah),” ujar Wawan.
Dalam surveinya, Indopol melakukan simulasi pasangan capres-cawapres yang diprediksi bakal ikut meramaikan kontestasi elektoral pada Pilpres 2024. Dalam simulasi, Anies diduetkan dengan Ketum Partai Demokrat AHY melawan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani (PDI-P) serta pasangan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan mantan Panglima TNI Jenderal (Pur) Gatot Nurmantyo.
Hasilnya, pasangan Anies-AHY memperoleh dukungan mayoritas sebesar 22,85 persen, mengungguli pasangan Prabowo-Puan (18,46 persen). Sedangkan tingkat keterpilihan pasangan Airlangga-Gatot Nurmantyo di angka 5,37 persen.
“Anies ini bisa ngangkat yang lain. Seperti ketika dipasangkan dengan Airlangga, apalagi ketika Anies dipasangkan dengan Sandiaga S Uno (Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif) dan AHY, itu sangat ngangkat (elektabilitasnya),” ujar Wawan, Dosen Bidang Politik Kreatif di Universitas Brawijaya.
Situasi berbeda dialami Prabowo. Ketika dipasangkan dengan Ketua DPR Puan Maharani, elektabilitas Ketum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan tersebut justru merosot. “Nah, kalau Pak Prabowo benar-benar serius ingin menang (Pilpres 2024), mau gak mau, harus menggandeng figur muda sebagai daya ungkit,” kata Wawan. (kba)