Sejumlah bukti menunjukkan kontribusi nyata Gubernur Anies Baswedan dalam merawat kerukunan umat beragama di DKI Jakarta.
Keberpihakan dan kontribusi Gubernur Anies Baswedan dalam merawat kerukunan umat bergama di DKI Jakarta tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah kebijakan dan langkah nyata telah ditunjukkan Anies sejak menduduki kursi gubernur pada 2017.
Bahkan, bukti nyata tersebut telah diakui oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dengan menganugerahkan Harmony Award 2020 untuk Pemprov DKI Jakarta dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta. Keduanya, bersama pihak-pihak terkait, dinilai berperan penting atas sumbangsih dan kontribusinya dalam pembangunan kehidupan dan kerukunan umat beragama.
Kemenag RI menilai DKI Jakarta layak dan berhak menerima penghargaan tersebut karena telah memenuhi empat variabel penilaian, yakni keharmonisan antarumat beragama, inovasi Pemda dan FKUB, kerja sama dan dukungan antara FKUB dan Pemda, serta kegiatan aktif untuk melakukan pencegahan potensi konflik umat beragama.
Gubernur Anies menyebut penghargaan Harmony Award 2020 untuk DKI Jakarta ini luar biasa. Bukti bahwa saat pandemi Covid-19 sekalipun, warga bersama para pemangku kepentingan terkait komit dan terbukti mampu menjaga suasana kondusif serta menciptakan kerukunan antarumat beragama.
‘’Seluruh unsur pimpinan daerah memiliki komitmen bersama untuk menjaga kondusivitas daerah, hubungan harmonis antarpemeluk agama yang berbeda, saling menghargai keragaman etnik dan budaya, sehingga pembinaan perekonomian menuju cita-cita menjadi negara maju dan sejahtera akan semakin terwujud,” kata Anies seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.
Anies berharap, prestasi ini dapat terus dipertahankan. Ia juga mengimbau seluruh elemen masyarakat terus aktif menjaga kerukunan umat beragama di Jakarta. Menurut Anies, selain mampu membangun kerukunan, penghargaan tersebut juga dapat meningkatkan pelayanan atas berbagai masalah yang berpotensi mengganggu hubungan antarumat beragama.
‘’Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi untuk kami di pemerintahan saja. Hal ini karena Jakarta merupakan miniatur Indonesia dalam melihat peta kerukunan umat beragama. Hampir semua agama yang berkembang di Indonesia hadir di sini dengan berbagai peran dan kontribusinya dalam pembangunan,’’ katanya menguraikan.
Demi terus merawat kerukunan antarumat beragama di DKI Jakarta itu, Anies tidak serta merta merasa telah cukup berbuat serta cukup berpuas diri dengan perolehan Harmony Award 2020. Ia terus berbuat dan berbuat memberikan bukti nyata kepada semua pemeluk agama.
Pada 14 Februari 2021, misalnya, ia melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah umat Hindu Etnis Tamil di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat. Ini momen bersejarah. Gubernur di DKI Jakarta silih berganti, tetapi impian panjang umat Hindu Etnis Tamil memiliki tempat ibadah baru terwujud pada kepemimpinan Anies Baswedan.
‘’Penantian kami sangat panjang, hampir 60 tahun kami memperjuangkannya. Hari ini, hal itu (rumah ibadah) terwujud,” kata Ketua Umum DPP Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara (Gema Sadhana) A.S. Kobalen.
Keberpihakan Gubernur Anies kepada umat minoritas di Ibu Kota juga diakui Ketua Suka Duka Hindu Dharma I Made Sudarta. Melalui tayangan video belum lama ini, I Made Sudarta menyatakan, dari 10 gubernur yang memimpin DKI Jakarta, hanya Anies yang peduli dan perhatian kepada umat Hindu.
Pada Selasa, 26 Oktober 2021, Anies Baswedan meletakkan batu pertama pembangunan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Tugu, Jakarta Utara. GBKP, kata Anies dalam sambutannya, selalu mengirimkan pesan keterbukaan dan itu membuat keberadaan GBKP jadi kebaikan bagi berbagai unsur masyarakat di Indonesia.
‘’Yang hebat dari Indonesia adalah di sini ada persatuan, di sini ada kebersamaan. Persatuan harus dirawat dengan memberikan perasaan kesetaraan dan Jakarta adalah rumah bagi semua. Jakarta adalah tempat bagi semua merasakan dipayungi, diayomi, termasuk untuk kegiatan peribadatan,” kata Anies.
Pesan senada disampaikan Anies saat meresmikan Gedung Gereja Kristen Indonesia (GKI) Puri Indah, Taman Permata Buana, Jakarta Barat, Sabtu, 6 November 2021. Dalam kesempatan ini, Anies menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta dari awal selalu berkomitmen mengikhtiarkan hadirnya keadilan dan kesetaraan, termasuk dalam kesetaraan untuk memperoleh hak beribadah dengan tenang dan nyaman.
‘’Saya perlu sampaikan, rasa persatuan harus dirawat dengan memberikan keadilan, kesetaraan, kesamaan dalam kesempatan dan itu adalah komitmen kita (Pemprov) di Jakarta,” ujar Anies.
Kesetaraan perlakuan bagi umat beragama serta merawat keberagaman juga diikhtiarkan Anies melalui Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu mendapatkan perlakuan sama.
Menurut Anies, keberagaman adalah takdir Tuhan. Namun, persatuan, kesetaraan, dan kebersamaan dapat dihadirkan lewat ikhtiar antarsesama di Ibu Kota ini. “Kami di DKI Jakarta mengikhtiarkan itu. Karena kami percaya bahwa Jakarta adalah Bhinneka, Jakarta adalah beragam dan tugas kita adalah menghadirkan perasaan persatuan, menghadirkan perasaan kebersamaan,” ujarnya, Oktober 2021.
Program BOTI ini dilatarbelakangi hasil kunjungan Anies ke berbagai tempat ibadah pada 2018. Hendaknya BOTI tidak sekadar dilihat dari segi besaran dana bantuan, melainkan dari semangat menjadikan Jakarta sebagai miniatur keberagaman dalam persatuan.
Sejumlah Pengakuan Penguat
Harmony Award 2020 dari Kementerian Agama RI adalah wujud pengakuan atas keberhasilan kinerja Pemprov DKI dalam kepemimpinan Anies bersama FKUB DKI dalam merawat kerukunan umat beragama. Namun, sejumlah pengakuan dan apresiasi juga datang dari pengamat, tokoh Muslim, maupun non-Muslim.
Pakar Komunikasi Politik Pangi Syarwi Chaniago dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, menilai program BOTI tersebut sangat baik dan tidak diskriminatif. ‘’Ya sebenarnya kalau tidak hanya untuk masjid berarti itu tidak diskriminatif, terkecuali bantuannya untuk marbot masjid saja dan gereja, itu baru salah. Tapi, ini sangat bagus dan tidak diskriminatif,” kata Pangi kepada KBA News, Selasa 2 November 2021.
Tokoh Pemuda Katolik Nusa Tenggara Timur (NTT) Friederich Batari menyesalkan masih adanya tudingan miring kepada Anies. Padahal, berbagai kebijakan Anies selama ini justru menunjukkan hal sebaliknya. Sebutlah, memfasilitasi pembangunan tempat-tempat ibadah, program BOTI, serta kegiatan humanis lainnya yang tidak membeda-bedakan.
Lelaki yang akrab disapa Fredy ini melihat sekelompok orang yang menuduh Anies intoleran dilatarbelakangi oleh kebencian semata. Pun, tuduhan seperti itu kental dengan unsur politik. Tidak berdasarkan fakta. Mereka seakan tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa Anies sudah bertahun-tahun tinggal di Amerika Serikat. Negara yang menjunjung tinggi toleransi dan demokrasi.
“(Isu intoleransi ini) Saya kira langkah mundur. Kalau mau belajar dan membaca tentang figur Pak Anies, kita akan tahu, dia studi di Amerika, negara yang mengedepankan toleransi dan bapak angkatnya itu seorang non-Muslim. Jadi figur Pak Anies ini sudah paripurna sebenarnya,” katanya kepada KBA News, Minggu, 31 Oktober 2021.
Sementara, Pakar Komunikasi Kennorton Hutasoit berpendapat, sikap Anies terhadap umat beragama di Jakarta patut dicontoh. Gubernur yang juga mantan rektor termuda di Indonesia ini tidak pilih kasih dalam memberikan bantuan.
“Anies Baswedan piawai dalam membangun komunikasi antarumat beragama. Khusus kerukunan umat beragama dan penghargaan terhadap kelompok minoritas, Gubernur DKI Jakarta ini patut diapresiasi,” ujar Kennorton, kandidat doktor pada Universitas Padjadjaran, Bandung, kepada KBA News, Rabu 17 November 2021.
Termutakhir, kinerja Anies merawat kerukunan umat beragama di Ibu Kota diakui Romo Benny Susetyo, Staf Khusus Kepala Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga aktivis Katolik.
‘’Kerukunan umat beragama di Jakarta selama ini berjalan harmonis dan kerja sama antara gereja dan masyarakat berjalan. (Begitu juga) kegiatan lintas iman dan forum komunikasi umat beragama berjalan di akar umat,” ucap Romo Benny kepada KBA News, Selasa, 7 Desember 2021. (kba)