Anies Baswedan membalik kebiasaan masyarakat Jakarta dengan menjadikan kaki sebagai alat transportasi utama, kemudian transportasi umum, sepeda, sepeda motor, dan baru mobil pribadi.
JAKARTA | KBA – Salah satu penyebab Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat pengakuan dunia internasional terkait modernisasi transportasi di Jakarta dan kemudian berbuah meraih penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021, tak lepas dari gagasannya mengintegrasikan seluruh transportasi umum di Ibu Kota.
Salah satu cara sederhana yang Anies lakukan dalam mengintegrasikan transportasi umum adalah membalik kebiasaan masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam melakukan perjalanan, yakni menjadikan kaki sebagai alat transportasi utama.
Hal ini karena sebelumnya hampir seluruh masyarakat di Jakarta menjadikan kaki sebagai alat transportasi keempat, setelah kendaraan pribadi seperti motor, mobil, sepeda, dan transportasi umum. Baru kemudian jalan kaki.
Namun, lewat gagasan terbaiknya, Anies membalik kebiasaan masyarakat itu dengan menjadikan kaki sebagai alat transportasi utama, kemudian transportasi umum, sepeda, sepeda motor, dan baru mobil pribadi.
“Kita mengubah, cara kita mendekati persoalan mobilitas penduduk di Jakarta jadi ada urutannya. Apa prioritasnya, bila selama ini pendekatannya adalah kendaraan pribadi dulu, lalu kendaraan umum. Baru terakhir adalah pejalan kaki,” kata Anies di YouTube pribadinya yang dikutip KBA News di Jakarta pada, Minggu, 19 Desember 2021.
“Nah ini kita ubah, nomor satu adalah fasilitas untuk pejalan kaki, nomor dua adalah fasilitas untuk kendaraan bebas emisi termasuk sepeda, yang ketiga adalah transportasi umum dan yang keempat adalah transportasi pribadi atau kendaraan pribadi,” sambungnya.
Langkah Anies merubah kebiasaan masyarakat Jakarta ini tak sebatas lisan, tetapi dia mengeksekusinya dengan pelebaran trotoar jalan bagi pejalan kaki, menyediakan jalur sepeda dan mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum.
“Jadi urutannya diubah. Bila ini kita lakukan maka fasilitas yang disiapkan harus sesuai. Oleh sebabnya kenapa kita di Jakarta membangun trotoar yang amat banyak, karena semua orang suka jalan dan kenapa kita menyiapkan jalur sepeda, supaya pengguna sepeda punya akses dan kita bicara transportasi umum yang terintegrasi,” ucapnya.
Dijelaskan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini, sistem transportasi umum di Jakarta juga dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal ini karena sebelumnya sistem transportasi umum di Jakarta belum tertata dengan baik.
Menurut Anies, jika tidak transportasi umum ditata dengan baik, maka warga dengan sendirinya menyiapkan kendaraan pribadinya untuk mobilitas mereka di Jakarta.
“Transportasi umum dibangun sebagai sebuah kesatuan. Bila kami di Pemerintahan tidak membangun transportasi umum, maka warga akan menyiapkan kendaraan pribadi untuk membantu mobilitasnya,” ujarnya.
Menurut Gubernur Anies, ada tiga cara sederhana untuk mengintegrasikan transportasi di Jakarta, yakni rute transportasi, tiket yang terintegrasi dan managemen yang terintegrasi. Tiga hal ini yang menjadi titik utama keberhasilan menyelesaikan masalah transportasi.
“Jadi ketika kita membangun integrasi itu, artinya transportasi umum yang sudah ada di Jakarta diintegrasikan sebagai satu kesatuan. Artinya ini ada namanya kartu Jaklingko, kartu yang digunakan untuk naik kendaraan umum di Jakarta. Jaklingko sendiri kita adopsi itu dengan makna bahwa jalur transportasi umum di Jakarta terintegrasi, menggunakan kendaraan umum dari satu tempat ke tempat lain tersambungkan,” pungkasnya.
Sebagaimana kita ketahui, trotoar-trotoar jalan di Jakarta tidak lagi sepi seperti dahulu. Warga Jakarta sudah banyak menggunakan kaki sebagai alat transportasi utama mereka, dan itu terbukti dengan kurangnya mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta, dan juga terlihat dengan menurunnya angka kemacetan di Jakarta. (kba)