Anies Baswedan menjelaskan bahwa Jakarta bukan hanya menjadi tempat untuk mencari penghidupan bagi warganya, tetapi perlu menghadirkan kehidupan yang dirasakan warganya. Salah satunya dengan menghidupkan ruang-ruang kreatif untuk tumbuh dan berkembang.
JAKARTA | KBA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dan menyaksikan langsung berbagai karya dari para creator yang dipajang dalam pameran bertajuk ‘Pop Art Jakarta’ yang berlangsung sejak 4 hingga 19 Desember 2021 di Space8 Ashta, District8 SCBD, Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya, Anies Baswedan menjelaskan bahwa Jakarta bukan hanya menjadi tempat untuk mencari penghidupan bagi warganya, tetapi perlu menghadirkan kehidupan yang dirasakan warganya. Salah satunya dengan menghidupkan ruang-ruang kreatif untuk tumbuh dan berkembang.
“Kami di DKI Jakarta menyadari bahwa kota itu bukan sekadar infrastruktur keras, tempat orang mencari penghidupan, tapi ini kota yang memberikan kehidupan dan di sana ada kerja, kerja kreatif yang penuh keunikan. Kami di Pemprov DKI juga ingin memfasilitasi bagaimana proses kreatif itu muncul,” ungkap Anies dikutip KBA News dari rilis resmi, Jakarta, Minggu, 19 Desember 2021.
Menurut Anies, Jakarta merupakan rumah dari banyak orang kreatif dari seluruh Indonesia. Maka dari itu, guna memfasilitasi proses kreatif agar dapat tumbuh berkembang, Pemprov DKI Jakarta menjalankan fungsi fiskalnya dengan mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kegiatan ini melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, menggunakan pengadaan swakelola tipe 3.
“Wujud nyata dukungan Pemprov DKI adalah anggaran, karena Pemerintah itu punya dua, yakni kewenangan dan anggaran. Masyarakat punya kreativitas, pengalaman, jejaring. Jika kelima unsur itu bergabung, maka akan dahsyat. Maka dari itu, kita gaungkan Jakarta Kota Kolaborasi,” tuturnya.
Anies juga optimistis jika Pemerintah dapat memfasilitasi dan mendukung kreator yang memiliki properti intelektual seperti ini, maka ke depan karya-karya mereka tidak hanya membanggakan pada level nasional melainkan juga level internasional.
“Karya yang dihasilkan oleh anak bangsa secara substansi tidak kalah dengan berbagai tempat di dunia, yang sering kita harus melakukan ekstra adalah mengkampanyekan, mengemas dan menggaungkan, sehingga bisa menjadi tren serta mencapai lebih luas. Saya bayangkan karya ini bukan hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi menjadi tamu mempesona di negeri orang,” terangnya.
Orang nomor satu di Ibu Kota berharap, kegiatan yang menampilkan karya-karya para kreator lokal juga dapat ditampilkan di ruang-ruang publik di Jakarta, sehingga menjadi stimulus bagi masyarakat luas untuk lebih mengetahui bahwa Indonesia memiliki IP-IP (intelectual property) berkualitas, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, namun juga internasional.
Tujuan besar lainnya yakni agar anak-anak muda yang memiliki potensi dapat memantapkan diri untuk terjun dan berkarya di industri ini. Selain itu, kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan dalam mempromosikan karya kreator-kreator IP dari Jakarta dan membuka potensi bisnis dengan banyak pihak.
“Hari ini memang hari terkahir di kegiatan ini, tetapi kami ingin karya-karya ini ditampilkan lagi di ruang publik di Jakarta, sehingga yang menyaksikan dan mengapresiasi lebih banyak. Nantinya juga akan ketemu suplai dan demand dari karya-karya IP berkualitas,” tandasnya.
Pop Art Jakarta merupakan ajang para kreator IP atau pelaku ekonomi kreatif (komik, game, animasi, film novel) untuk memperkenalkan karya/IP mereka kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
IP lokal yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, antara lain Bumilangit yang diwakili Gundala sebagai salah satu karakternya, Damn! I Love Indonesia, Dalang Pelo, Dudu, GAJELAS®, Gugug, Persija Juara, Komik Faktap, Mice Cartoon, Milk Mocha Bear, Satria Dewa Gatotkaca, Show The Monster, Si Juki, Soulcops, Tahilalats, Vernalta, dan Yang Terdalam (YTD ). (kba)