Jakarta International Stadium (JIS) merupakan karya arsitektur anak bangsa yang inovatif dan berstandar internasional. Laporan media Inggris The Daily Mail, 20 Februari 2021, memasukkan JIS dalam 10 stadion termegah di dunia.
Masyarakat Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta, sudah tak sabar menunggu Jakarta International Stadium (JIS) segera rampung dan launching. Bisa dimaklumi karena stadion di wilayah Jakarta Utara ini dipastikan mampu memberikan kebanggaan tersendiri tidak hanya bagi warga Jakarta, melainkan juga untuk Indonesia.
Manajer Proyek JIS Arry Wibowo dalam wawancara khusus dengan tim KBA News, Senin, 6 Desember 2021, mengatakan, hingga saat ini progres pembangunan stadion berstandar FIFA tersebut sudah lebih dari 80 persen — melebihi target tahapan pembangunan.
Berikut fakta-fakta menarik tentang JIS yang mungkin belum diketahui semua orang:
Termegah di Dunia
JIS merupakan karya arsitektur anak bangsa yang inovatif dan berstandar internasional. Berdasarkan laporan The Daily Mail, Inggris, pada 20 Februari 2021, JIS dinobatkan masuk dalam 10 stadion termegah di dunia. JIS berada pada urutan ke-10 setelah Miami Freedom Park, Lusail Iconic, Bramley-Moore Dock, Camp Nou, Santiago Bernabeu, New Feyenoord, Della Roma, New San Siro, dan Grand Stade de Casablanca.
Kapasitas 82 Ribu
Proses pembangunan JIS dilakukan sejak 2009. Berdiri di atas bekas Taman BMW seluas 26 hektare, JIS dirancang mampu menampung 82.000 penonton. Kapasitas ini hampir menyamai Stadion Santiago Bernabeu, homebase klub elite Spanyol Real Madrid, dengan 81.044 tempat duduk.
Rumput Jenis Hybrid
PT Jakarta Propertindo (Jakpro/Perseroda) memilih menggunakan rumput jenis hybrid untuk tiga lapangan (lapangan stadion utama dan dua lapangan latih) di Kompleks JIS di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini. Menurut Jakpro, pemakaian rumput hybrid ini yang kali pertama di Indonesia.
Jenis rumput hybrid dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan rumput natural. Daya serap rumput hybrid terhadap air lebih bagus. Air akan lebih cepat turun hingga lapisan terbawah rumput.
Dari sisi penggunaan, dalam sehari lapangan dengan rumput hybrid bisa dipakai untuk dua kali pertandingan sepak bola berskala internasional. Rumput hybrid juga sangat cocok dengan kondisi iklim pesisir, sebagaimana lokasi JIS yang tidak jauh dari pesisir pantai utara Jakarta.
Tiga Rekor Muri
JIS baru saja meraih tiga penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri). Muri memberikan penghargaan untuk tiga kategori, yaitu Lifting Struktur Atap Stadion dengan Bobot Terberat, Stadion Pertama Menggunakan Sistem Atap Buka-Tutup, serta Stadion Pertama Green Building dengan Sertifikat Platinum.
Integrasi dengan Angkutan Umum
JIS akan terhubung dengan TransJakarta, KRL, dan LRT Jakarta. Kehadiran angkutan umum itu bisa mengurai kepadatan pengunjung dan lalu lintas di sekitar stadion. PT TransJakarta telah melakukan uji coba mengangkut penumpang menuju JIS di Jakarta Utara melalui dua rute.
Dengan rute-rute itu, dari mana pun bila pengunjung nanti menggunakan transportasi bus TransJakarta menuju JIS, mereka akan dibawa ke pemberhentian terakhir pada halte TransJakarta di Taman BMW. tepatnya di samping ramp Barat. Dari halte ini, pengunjung bisa berjalan melalui ramp Barat menuju Lantai 3 (Concourse) ‘Stadion Kita’ dan siap memasuki tribun Barat.
Untuk para pemain dan ofisial tim yang bertanding, bus TransJakarta langsung masuk kawasan stadion dan menuju Lantai 1 di sisi Barat, serta dengan lift bisa masuk ruang ganti pemain dan ofisial di Lantai 2.
Juga untuk Konser
Jakpro mengusung ‘Stadion Kita’ untuk JIS. Dengan demikian, dengan atap stadion yang bisa dibuka-tutup itu, JIS tidak hanya memfasilitasi olahraga sepak bola, melainkan juga kegiatan-kegiatan lain seperti pameran dan konser musik. Atap JIS terdiri atas rangka atap baja utama yang disambung menggunakan sistem space frame (struktur sambungan baja) dengan rongga-rongga yang tersambung ke atap utama stadion.
Inspirasi Ikat Kepala Khas Betawi
Desain JIS bangunan utama terinspirasi dari filosofi ikat kepala khas Betawi dengan bentuknya kain yang melingkar dan unik. Pada bagian depan bangunan yang memiliki lubang-lubang kecil terinspirasi dari gigi balang, dan fasad preforasinya jika dilihat dari jauh akan terlihat seperti corak harimau.
Tidak hanya itu, ornamen Betawi lainnya juga diterapkan pada jalur penghubung di sisi barat dan timur stadion, serta beberapa desain plafon pada bagian dalam bangunan seperti ruangan media dan ruangan konferensi pers. Meski berstandar FIFA, JIS tidak mengesampingkan untuk tetap mengusung kearifan lokal.
100 Persen Insinyur Indonesia
Tidaj kalah menarik, JIS dikerjakan sepenuhnya oleh para pekerja dan insinyur asal Indonesia. Tidak ada yang dari luar negeri. ”Seratus persen pembangunan ini dikerjakan oleh insinyur Indonesia, oleh orang-orang Indonesia,” ujar Gubernur Anies Baswedan saat menjadi tamu podcast DI’s Way-nya begawan media Dahlan Iskan yang diunggah di kanal YouTube mereka, 18 November 2021. (kba)