Dalam pengerjaan salah satu dari 10 stadion termegah di dunia ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo sebagai pengelola stadion, mendatangkan para pekerja dari berbagai derah di Indonesia. Tanpa mendatangkan satu pun Tenaga Kerja Asing.
JAKARTA | KBA – Esensinya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin membuktikan bahwa para pekerja Indonesia bisa membangun stadion berstandar FIFA seperti Jakarta International Stadium (JIS). Selain itu, JIS dapat dijadikan symbol persatuan dalam kebhinekaan.
Dalam pengerjaan salah satu dari 10 stadion termegah di dunia ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpo) sebagai pengelola stadion, mendatangkan para pekerja dari berbagai derah di Indonesia. Tanpa mendatangkan satu pun Tenaga Kerja Asing (TKA).
“Setiap hari itu ada monitor, jumlah pekerja itu saat ini sudah mencapai empat ribuan,” kata Manajer Proyek JIS Arry Wibowo kepada KBA News, Selasa, 7 Desember 2021.
Selain itu kata dia, dalam proses pembangunannya, JIS dilakukan tanpa ada libur sehari pun alias 24 jam. Salah satunya hal itu agar stadion bisa selesai sesuai target. “Kita kerja shift,” jelasnya.
Tak hanya itu , selama adanya Covid-19, proses pekerjaan stadion juga tidak terdampak. Pasalnya, sektor ini mendapat pengecualian dalam aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.
“Ketentuan pembatasan, boleh beroperasi tapi dengan prokes yang sangat ketat. Jadi pada awalnya memang kami sangat memperhatikan anjuran dari pemerintah, untuk jaga jarak, menghindari kerumuman. Itu semua kami terapkan di proyek,” jelasnya.
“Kemudian, ada pemeriksaan suhu tubuh, kemudian ada pengawasan kesehatan harian, dan khusus untuk pekerja baru kita tandai di helmnya untuk memudahkan monitoring,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, untuk semua total anggaran pembangunan JIS yakni sebesar Rp 4,5 trilliun. “Progres pembangunannya 87,5% per minggu ke 118. Kita masih ahead atau deviasi positif 2% dari rencana. Jadi kami masih menjaga agar pembangunan ini selesai tepat waktu,” jelasnya.
Sementara itu, untuk soft launching, Arry Wibowo menyampaikan, belum bisa ditentukan. Pasalnya, pihak Jakpro sendiriĀ masih menunggu arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Kami masih menunggu arahan dari Pak Gubernur dan kebijakan dari pemerintah pusat,” ujarnya. (kba)