Para buzzer dan lawan politik Anies Baswedan menggiring opini bahwa penghargaan-penghargaan tersebut dibeli dengan anggaran APBN DKI Jakarta.
JAKARTA | KBA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus dibanjiri penghargaan atas prestasinya memimpin Kota Jakarta. Teranyar, Anies mendapat penghargaan Kota Ramah Sepeda Se-Indonesia, Bike to Work Community (B2W) Indonesia Award 2021.
Namun, prestasi dan penghargaan ini kemudian mendapat fitnah dari para buzzer dan lawan politik Anies Baswedan dengan menggiring opini bahwa penghargaan-penghargaan tersebut dibeli dengan anggaran APBN DKI Jakarta. Fitnah para buzzer ini kemudian ditanggapi ramai oleh pengguna media sosialĀ twitter.
Seperti ditulis oleh akun twitter David Usman yang mengaku heran dengan sikap buzzer yang salah alamat memfitnah Anies Baswedan. Bahkan, David Usman menegaskan bahwa otak para buzzer dan lawan politik Anies ini penuh dengan kriminal, hingga kebiasaan mereka disematkan kepada Anies Baswedan.
“Gilak juga ya tuduhan Anies belanja penghargaan. Otak kriminal kebiasaan ngukur baju orang lain dgn ukuran badannya,” tulis @DavidUsman yang dikutip KBA News di Jakarta, Kamis, 23 Desember 2021.
David Usman mengatakan, lembaga-lembaga yang memberikan penghargaan atas prestasi Anies itu adalah lembaga resmi dari dalam hingga luar negeri, bukan lembaga abal-abal seperti yang dipikirkan buzzer.
“Kementerian, Penghargaan Luar negeri, Lembaga2 resmi yg punya nama bergengsi, sebenarnya cukup buat pikiran waras meski ga menjelaskan sekalipun,” ucap @David Usman.
“Mungkin karena gak paham baca artikel yg di ss ini om. Karena ada kata @DKIJakarta nya langsung libido buat bully @aniesbaswedan muncul. Ya maklum aja lah, kalau gak goblok gak mungkin mereka jadi buzzeRp,” sambung @Deandry.
Lain lagi dengan Mohammat Mutajir yang mempertanyakan buzzer soal jual beli penghargaan di lembaga resmi. Mohammat Mutajir malah mencurigai lawan politik Anies yang sering menggunakan dana besar untuk membayar lembaga survei dan lembaga pemberi penghargaan untuk pencitraan bos mereka.
“Emang bisa ya penghargaan dibeli?..
Biasanya kelakuan siapa ini? Jadi bertanya2 jangan2 emang siapa selama ini yang dicurigai di-blow up karena memberikan sejumlah besar dana kepada banyak media, lembaga survei dan institusi pemberi penghargaan??,” tulis @Mohammat Mutajir.
Sementara itu, akun lainnya Albert Kusen mengatakan, serangan buzzer itu tidak hanya ke Anies, tapi juga ke lembaga pemberi penghargaan seperti BPK, KPK, Kemendagri hingga Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Yg diserang juga nyasar ke pihak pemberi award, a.l bpk, kpk, kemendagri, dll. Apa benar hsl belanja? Yg menuduh lancang bin konyol!,” ucap @Albert Kusen.
“Wapress aja kena sasaran kan kasihan orang tua itu sekubu lagi,” tambah @Givanet.
Akun @Gangengkampret menyarankan agar lembaga-lembaga pemberi penghargaan baiknya memberikan klarifikasi kepada para buzzer dan lawan politik Anies yang menuduh bahwa penghargaan-penghargaan yang diraih Anies adalah sogokan atau dibeli.
“Harusnya institusi resmi negara spt kementrian yg memberikan penghargaan pada Anies bicara ke publik.Kalau yg memberi penghargaan itu non pemerintah,ya gak apa apa gak bicara jg. Masa sekelas kementrian diam sj dituduh jual beli penghargaan?,” saran @Gantengkampret.
Sebagai informasi diakhir tahun 2021 ini Anies telah menerima beberapa penghargaan dari lembaga-lembaga resmi nasional hingga internasional. Tiga dari berbagai penghargaan itu adalah penghargaan Harmony Award dari Kementerian Agama, penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 dan mengalahkan kota-kota lain di dunia, dan terakhir penghargaan Kota Ramah Sepeda Se-Indonesia pada Bike to Work Community (B2W) Indonesia Award 2021. (kba)