Anies Baswedan sudah menjalani kerja sama dengan petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur lewat Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membeli beras dari hasil panen petani di Ngawi.
JAKARTA | KBA – Di saat Pemerintah pusat mengimpor beras dari negara luar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memborong beras hasil panen para petani Indonesia.
Langkah Pemprov DKI Jakarta lewat kebijakan Gubernur Anies Baswedan ini dinilai sebagai cara membalas Budi para petani Indonesia, yang sudah bertahan memproduksi beras meski di tengah gelombang impor yang dilakukan oleh Pemerintah.
“Ini adalah cara Gubernur @aniesbaswedan membalas Budi para petani, karena merekalah yang selama ini bekerja senyap di daerah dan tak terlihat namun manfaat nya kita rasakan,” tulis pegiat media sosial Jak Shared di akun twitter-nya yang dikutip KBA News, Senin 6 Desember 2021.
Dikatakan Shared, Anies selalu fokus meysejahterakan petani lokal dan menolak impor. “Anies fokus ke petani lokal, tidak harus impor,” ucapnya.
Unggahan Jak Shared itu disertakan dengan foto Anies bersama petani. Dalam foto itu juga disertakan pernyataan Anies soal jasa para petani dalam menyediakan kebutuhan beras bagi masyarakat Indonesia.
“Kita hampir selalu bisa menikmati beras yang sudah dimasak menjadi nasi yang enak, Terima kasih para petani dari tangan-tangan mereka kita bisa menikmati hidangan beras berkualitas untuk konsumsi keluarga,” kata Anies dalam foto tersebut.
“Ini ikhtiar kita bersama semata-mata, agar disatu sisi. disini pertani mendapakan harga jual gabah yang lebih tinggi. sementara warga Jakarta mendapatkan harga beras yang layak dapat dijangkau,” tambahnya.
Langkah Anies membeli hasil panen petani diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan mereka.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu juga memberikan apresiasi tinggi kepada kesabaran dan kegigihan petani di Indonesia.
“Semoga dengan membeli hasil panen para petani menjadi sejahtera. Karena mengingatkan kita akan kerja keras mereka yang pantas untuk menerima apresiasi terbaik yang bisa kita berikan pada mereka,” jelasnya.
Diketahui, Anies Baswedan sudah menjalani kerja sama dengan petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur lewat Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membeli beras dari hasil panen petani di Ngawi. Berdasarkan data yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawangsa, surplus beras di Jatim mencapai 3,5 juta ton per tahun.
Sementara Pemprov DKI Jakarta sudah menjalani kerja sama ini sejak 2015, namun sempat berhenti dan kemudian dilanjutkan oleh Anies di tahun 2019 hingga 2021. Di tahun 2019 Anies membeli beras dari petani Ngawi sebanyak 600 ton, adapun target tahun 2021 sejumlah 1.000 ton. Kerja sama dengan Penggilingan Daya Tani Sembada sejak 2019 sebesar 234 ton, lalu di tahun 2020 sebanyak, 6.508 ton. Sementara target tahun ini sekitar 2.250 ton. (kba)