Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kembali mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
JAKARTA | KBA – Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kembali mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Merujuk hasil temuan terbaru lembaga survei Indonesian Publik Review (IPR) yang dirilis pada Selasa, 14 Desember 2021, elektabilitas orang nomor satu di Ibu Kota tersebut berada pada angka 13,7 persen.
Anies berada di urutan kedua. Sedangkan hasil survei IPR itu menempatkan Ganjar pada angka 13,4 persen dan menduduki urutan ketiga. Posisi pertama ditempati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 23,6 persen.
Menurut Direktur Eksekutif IPR Putro Mas Gunawan, IPR melakukan sejumlah simulasi untuk mengukur elektabilitas nama-nama figur yang berpotensi maju pada Pilpres 2024. Salah satunya dengan simulasi pertanyaan semi-tertutup.
“Dalam pertanyaan tentang elektabilitas, posisi pertama masih dikuasai Prabowo dengan perolehan keterpilihan publik sebesar 23,6 persen,” ucap Gunawan saat rilis survei dikutip KBA News, Rabu, 15 Desember 2021.
Survei IPR digelar 25 November hingga 5 Desember 2021 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi dengan margin of error lebih kurang 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner ini dilakukan dengan teknik multistage random sampling. Responden merupakan penduduk yang berusia minimal 17 tahun ke atas dan atau yang sudah pernah menikah.
Selain IPR, lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) juga menempatkan elektabilitas Gubernur Anies unggul atas Ganjar Pranowo. Dalam survei yang dirilis pada Sabtu, 4 Desember 2021 , tingkat elektabilitas Anies berada di posisi puncak dari 30 nama yang dinominasikan.
Sementara di posisi kedua ditempati Menteri Prawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno dengan elektabilitas 13.8 persen, disusul Ganjar di posisi ketiga dengan elektabilitas 11,6 persen. Berikutnya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (10,2 persen).
Sedangkan Prabowo harus rela posisinya tergusur dari tiga besar. Menurut survei IPO, jika pilpres dilaksanakan saat ini, elektabilitas Prabowo hanya sebesar 8,4 persen.
“Memang terlihat ada ceruk persentase sekira 15 sampai 17 persen yang tidak suka pada Prabowo, sehingga kelompok ini rentan mempromosikan anti-Prabowo,” kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah kepada KBA News, Sabtu, 4 Desember 2021.
Dalam pandangan Dedi, elektabilitas Pabowo yang kian memburuk ini karena kejenuhan publik atas ketokohan Prabowo. Pada waktu bersamaan, rekan separtainya, Sandiga Uno, justru mulai merangkak naik menggantikan ketokohan Ketum Partai Gerindra tersebut. Faktor lainnya dipengaruhi tren pemilih yang cenderung menyukai tokoh muda pada Pilpres 2024.
Survei IPO ini dilakukan dengan mengambil representasi sampel 1.200 responden yang tersebar proporsional skala nasional dan berdasarkan data pada survei sebelumnya (Periode Maret 2020, Agustus 2020, April 2021, dan Agustus 2021).
Dengan teknik ini, setiap anggota populasi (responden) memiliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel dan pengujian metode pra-research. (kba)